Lukas; “Jokowi Belum Obati Hati Warga Papua”

Papua Raya13 Dilihat

Papua, transparansiindonesia.co.id — Gubernur Papua Lukas Enembe sebut Jokowi tak tegas soal kerusuhan Papua, dikatakannya bahwa Jokowi belum obati hati warga Papua. Menurut Lukas Enembe, Jokowi tak tegas dan belum mengobati hati warga Papua, hal tersebut dikatakan Enembe saat ditemui wartawan pada Selasa (20/8/2019).

Menurutnya persoalaan rasis terhadap warga Papua lebih khusus mahasiswa yang kuliah di Jawa Timur tidak bisa diselesaikan dengan hanya minta maaf. Proses hukum harus tetap diberlakukan bagi pelaku rasis agar kejadian serupa tdak berulang.

“Masalah rasisme terhadap masyarakat Papua tidak bisa diselesaikan hanya dengan minta maaf, tapi harus ada proses hukum bagi oknum-oknum pelaku, dan agar hal yang sama tak berulang lagi,” kata Enembe.

Ditambahkannya harus ada penanganan yang serius bagi para pelaku rasisme yang meneriaki mahasiswa Papua dengan kata atau kalimat tak pantas.

“Masalah ini tidak bisa disederhanakan begitu saja, karena sudah terjadi bertahun-tahun, jadi harus ada proses hukum untuk efek jera,” tambah Enembe.

Lukas Enembe juga memandang pernyataan Presiden Joko Widodo tidak tegas, tidak bisa mengobati hati rakyat Papua. “Mestinya Presiden segera perintahkan penegak hukumnya untuk tangkap para pelaku, karena ini bukan masalah baru tapi sudah berulang-ulang, pemain sepakbola Papua juga sering diserang dengan rasis,” jelas Lukas.

Lukas Enembe melanjutkan jika tak ada jaminan keamanan dan keadilan bagi warga Papua, pemerintah sudah memiliki opsi yakni akan memulangkan mahasiswa Papua.

Baca juga:  Ketum Dan Sekjen DPP P-KKK Hadiri Pelantikan Pengurus DPD P-KKK Papua

“Kalau NKRI masih rasis kami akan tarik semua mahasiswa,” ujar Lukas Enembe.

Dikatakannya pula, dirinya telah berbicara dengan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mengenai pemindahan Mahasiswa Papua ke tana asal (Papua). Rencananya mereka akan mengatur mahasiswa Papua agar berkuliah di Universitas Papua atau Universitas Cendrawasih.

“Saya tadi bicara dengan Gubernur Papua Barat Pak Dominggus Mandacan untuk mereka datang kesini dan bicara disini untuk atur mahasisws ditaruh di Unipa atau Uncen, kami akan tarik semua, untuk kuliah di Papua,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan tim terpadu akan segera dibentuk guna diturunkan di Jawa Timur, Jawa Tengah, serta Jogjakarta, hal tersebut dilalukan untuk memetakan permasalahan yang ada serta mencari solusinya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta masyarakat Papua untuk memaafkan pihak-pihak yang telah membuat mereka tersinggung terkait insiden yang terjadi di Surabaya dan Malang.

“Jadi Saudaraku, Pace, Mace, mama-mama di Papua, di Papua Barat, saya tahu ada ketersingungan. Oleh sebab itu sebagai saudara sebangsa dan setanah air yangnpaling baik adalah saling memaafkan,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, seperti dikutip dari Tribunnews dari Kompas.com pada Senin (19/8).

Jokowi melalui akun instagram pribadinya meminta kepada rakyat Papua dan Papua Barat untuk saling memaafkan (Instagram @Jokowi). Jokowi menegaskan pemerintah akan terus menjaga kehormatan dan kesejahteraan seluruh rakyat papua dan papua barat.
“Emosi itu boleh, tetapi memaafkan lebih baik, sabar juga itu lebih baik,” ucap Jokowi.

Baca juga:  Pemda Pegunungan Bintang Sosialisasi PERPRES No.12/2021 "Terbaru" Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Meski begitu Jokowi meyakinkan masyarakat Papua dan Papua Barat bahwa pemerintah akan terus menjaga kehormatan mereka. “Yakinlah bahwa pemerintah akan terus menjaga kehormatan dan kesejahtraan pace (bapak), mace (Ibu), mama-mama di Papua dan Papua Barat,” kata Jokowi lagi.

Sementara itu Jokowi dikabarkan akan kembali berkunjung ke Provinsi Papua dalam waktu dekat ini. Staf khusus Kepresidenan untuk Papua Lenis Kogoya mengatakan rencana kunjungan ini berkaitan dengan dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua yang berujung pada kerusuhan di Manokwari.

“Mungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama, kita ajak pak Presiden ke Papua lagi untuk berdialog, berdiskusi, dengan masyarakat Papua, ujar Lenis Kogoya.

Lenis mengatakan dalam kunjungan ke Papua nanti, Presiden akan menampung aspirasi dan masukan dari masyarakat Papua dan Papua Barat. Aspirasi tidak hanya berkaitan dengan dugaan rasisme dan persekusi mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, yang berimbas pada kerusuhan di Manokwari.

Kepala Negara juga akan mendengarkan aspirasi masyarakat Papua terkait pemerintahan periode 2019-2024.

“Mungkin harapan-harapan apa saja yang masyarakat Papua pikirkan, kami akan minta langsung ke Presiden, mudah-mudahan minggu depan atau bulan ini supaya Presiden ke Papua dan ketemu langsung masyarakat Papua dan Papua Barat,” tambah Lenis.

(red)*