Wakili Petani Captikus, Harto Paat; “Captikus Tak Bisa Dipasarkan, Berdampak Pada Perekonomian Masyarakat”

Minsel14 Dilihat

  Amurang/transparansiindonesia.com – Ketika menyambangi Kantor Dewan Minahasa Selatan, pada Senin (4/12/2017) Puluhan petani captikus menyampaikan beberapa aspirasi, yang diantaranya meminta kepada para anggota dewan, untuk dapat memfasilitasi serta memperjuangkan agar captikus dapat dipasarkan atau perusahan minuman yang ada di Manado dapat melakukan pembelian kembali Captikus di Minsel.

Harto Paat salah satu petani Captikus yang sekaligus juga salah satu koordinator lapangan dalam penyampaian aspirasi ini mengatakan bahwa saat ini, baik itu petani maupun pengumpul tak bisa berbuat apa-apa, karena hasil captikus tak bisa dipasarkan, dikarenakan adanya penutupan pabrik minuman yang berbahan dasar captikus ditutup pengoperasiannya.

“Dengan tidak bisa dipasarkannya Captikus ini, otomatis perekonomian para keluarga yang menggantungkan mata pencariannnya dari mengolah captikus menjadi menurun, apalagi saat ini, sudah memasuki bulan Desember yang tandanya Natal dan Tahun Baru tak lama lagi, yang tentunya sangat membutuhkan dana ekstra untuk menybut hari raya tersebut.” kata Harto Paat.

Iapun menambahkan, Minsel merupakan salah satu tempat produksi captikus terbesar di Sulawesi Utara, bahkan di Indonesia, dan Captikus ini merupakan minuman tradisional bagi warga Toar Lumimuut, jadi ia berharap kepada para anggota dewan, agar menyampaikan ke pemerintah pusat, dalam hal ini Bea Cukai untuk dengan suatu regulasi atau kebijakan, dapat melindungi para petani capikus dalam pemasaran.

“Sudah banyak para sarjana, bahkan pejabat-pejabat yang berhasil, yang biaya pendidikannya diambil dari hasil penjualan Captikus. Jadi mohon ini segera ditindak lanjuti dan segera secepatnya.” jelas Paat.

Aspirasi dari para petani Captikus ini diterima oleh beberala anggota dewan diantaranya, Benny Marentek, Ronald Pinasang, Joppy Mongkareng, Wekly Liwe, Djen Lamia, dan Salman Katili.

Para anggota dewan pun menyampaikan akan menindak-lanjuti aspiarasi ini, dan semoga sebelum Natal dan Tahun Baru, sudah ada hasilnya. Karena ini semua menyangkut kepentingan dan kebutuhan warga petani Captikus.   (Hengly/TI)