Begini Kisah dan Sepak Terjang Bupati Talaud, Sri Wahyuni Manalip

SULUT71 Dilihat

  Sulut/transparansiindonesia.com – Gara-gara pergi Keluar Negeri tanpa melapor ke atasan (Gubernur dan Kemendagri) atau berangkat ke luar negeri tanpa Izin, Bupati Kepulauan Talaud Sri Wahyuni Manalip, akhirnya diberhentikan atau di nonaktifkan dari jabatannya sebagai Bupati Talaud, berdaaarkan SK Mendagri Nomor 131.71-17 tahun 2018.

Hal Ini menjadi pertama kalinya di Sulawesi Utara , seorang Bupati dinonaktifkan dari jabatannya oleh Menteri Dalam Negeri.

Pemberhentian itu ditetapkan melalui Surat Keputusan Pemberhentian Sementara bernomor 131.71-17 Tahun 2018 yang ditantandatangani Mendagri Tjahjo Kumolo.

Sri dianggap melanggar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah khususnya Pasal 76 Ayat 1 huruf I dan huruf J.

Dalam ketentuan perundangan itu, kepala daerah atau wakil kepala daerah yang melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa izin dikenai sanksi pemberhentian sementara selama tiga bulan.

“Saya tetap akan masuk kantor,” ujar Sri saat menjalani pemeriksaan kesehatan bakal calon bupati/wakil bupati di Manado, Sabtu (13/1/2018).

Sri sendiri bersama Gunawan Talenggoran maju melalui jalur perseorangan untuk kembali bertarung merebut kursi Bupati Talaud.

Sri menuduh pemberhentian terhadap dirinya merupakan bagian dari black campign. Dia mengaku belum menerima SK Mendagri tersebut.

Wakil Gubernur Sukut Steven Kandou disebut telah menyerahan SK Mendagri itu kepada Wakil Bupati Talaud Petrus Tuange yang menggantikan posisi Sri selama menjalani sanksi.

Mengenal Sri Wahyumi

Sri menjadi Bupati Talaud sejak dilantik Gubernur Sulut waktu itu Sinyo Sarundajang pada 21 Juli 2014. Dia berpasangan dengan Petrus memenangi Pilkada yang digelar pada 9 Desember 2013.

Pemilihan itu sempat menuai kontroversial, sebab sebelumnya empat anggota KPUD Talaud dipecat menjelang hari pencoblosan yang seharusnya pada 29 Oktober.

KPUD Sulut mengambil alih proses pemungutan suara yang digeser ke 9 Desember itu. Sri waktu itu didukung oleh Gerindra, PPRN, dan PPDI.

zonautara.com

Sri Wahyumi Manalip usai pemeriksaan kesehatan di RSUP Prof Kandou, Malalayang.

Sri mulai menarik perhatian publik dengan parasnya yang cantik kala pada akhir 2016, dia mendampingi Presiden RI Joko Widodo yang mengunjungi pulau Miangas.

Baca juga:  Tetty Paruntu Melayat Dirumah Duka Meninggalnya Anggota Deprov Sulut Winsulangi Salindeho

Waktu itu Jokowi meresmikan Bandara, yang berada di pulau terluar yang sangat dekat dengan Filipina itu.

Nama Sri melambung, saat dia sering diundang dalam berbagai acara TV Nasional. Pose-pose Sri bertebaran di berbagai media sosial dan di-share oleh warganet.

Dalam postingan di media sosial itu, Sri sering mempublikasi aktivitasnya. Sri penyuka olahraga bawah air. Kabupaten yang dipimpinnya punya potensi keindahan bawah air yang menawan.

Sering kali juga Sri memposting sedang mengendarai sepeda motor trail, dia bahkan ikut mendaki gunung. Sri juga sering ikut bermain voli dengan warga. Voli adalah olahraga kegemarannya.

Meski seorang perempuan dengan sejumlah agenda yang padat, namun Sri masih sempat mencoba jetsky.

Tak jarang dalam kunjungan kerjanya ke berbagai pulau di wilayah Talaud, Sri harus berhadapan dengan kondisi gelombang tinggi.Sri pernah dikabarkan hilang saat rombongan yang dipimpinnya dihadang gelombang besar. Dia nyaris tanpa kabar selama 24 jam sebelum ditemukan di sebuah pulau dalam kondisi selamat.

Selama menjabat Bupati, Sri sudah beberapa kali mendapatkan penghargaan. Di antaranya penghargaan sebagai Perempuan Berpengaruh di Indonesia 2017 yang diberikan oleh Seven Media dan The Key People Magazine pada women Icons Summit & Awards.

Sri juga menerima penghargaan Good Governance Award (IGGA) 2015, penghargaan Dharma Pertahanan karena dianggap telah membantu kelancaran tugas pengamanan dan pertahanan pulau-pulau terluar.

Baca juga:  Ronny Maramis Pimpin Rapat Dalam Rangka Pemilihan Senat Unsrat Periode 2023-2027

Anugerah Pangripta Nusantara 2017 diberikan kepada Sri sebagai penghargaan perencanaan terbaik dalam pembangunan daerah. Pada 2014 Sri menerima penghargaan Indonesian Woman Of The Year Award 2014 yang diberikan oleh Lembaga Citra Prestasi Anak Bangsa, serta ikut masuk dalam The Top Executive & Professional Award 2014 dari Lembaga Anugerah Prestasi Insani.

Dia juga menerima gelar dari Paku Buwono XIII dengan gelar Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Sri Wahyumi Maria Manalip Puspanintyas.

Di mata warga Talaud, Sri dinilai berprestasi dengan pembangunan berbagai fasilitas publik dan infrastuktur. “Membangun jalan dari ibukota Melonguane ke wilayah lain adalah hal yang besar dikerjakan ibu bupati,” ujar Handri, warga Talaud.

Sri antara lain membangun destinasi wisata Talaud hingga ke pulau terluar, seperti Miangas dan Kakorotan. Dia sempat mengundang Menteri Susi Pudjiastuti menghadiri ritual adat manee di pulau terluar.

Yang terakhir Sri membangun pulau Sara yang memesona dan menggelar Festival Pariwisata di pulau itu.

Meski demikian, Sri yang merupakan Ketua DPC PDI-P Talaud ternyata memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan para pengurus partai berlambang banteng bermoncong putih itu.  Dalam beberapa kali pertemuan jajaran PDI-P, Sri terlihat tidak hadir. Bahkan saat Rapat Kerja Daerah PDI-P yang dihadiri Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Sri pun tidak hadir.

Sampai akhirnya Sri kemudian dipecat dari jabatan Ketua DPC PDI-P Talaud pada 5 Oktober 2017 lewat surat yang ditandatangani Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati.

Dipecat dari PDI Perjuangan, Sri memilih jalur perseorangan untuk kembali berusaha merebut kursi Bupati.

Penonaktifan dirinya dari Bupati selama 3 bulan oleh Mendagri sendiri merupakan rekomendasi yang diberikan oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey yang juga memegang posisi ketua DPD PDI Perjuangan Sulut.   (red/TI)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *