Sekjen PDIP Buka Suara Terkait Penolakan JK jadi Timses Jokowi-Ma’ruf

Politik3 Dilihat

Jakarta, transparansiindonesia.com – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto buka suara terkait penolakan Jusuf Kalla (JK) saat ditawari menjadi ketua tim pemenangan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin.

Menurut Hasto, JK tak sepenuhnya menolak posisi tersebut. Melainkan, ada hal lain yang menjadi fokus wakil presiden tersebut.

“Iya, istilahnya bapak Jusuf Kalla bukan menolak. Pak JK ini di tahun politik beliau masuk dalam dewan pengarah dan memberikan arahan,” terang Hasto di Posko Cemara, menteng, Jakarta, Selasa (14/8/2018), dikutip dari kompas.com.

Hasto melanjutkan, koalisi pengusung Jokowi-Ma’ruf akan memberikan posisi penting untuk JK. Salah satu rencananya adalah menempatkan JK sebagai ketua dewan penasehat.

Meski begitu, jika nantinya ditunjuk sebagai ketua dewan penasehat tim pemenangan, Hasto menyebut, JK akan mengutamakan tugasnya sebagai wakil presiden.

“Tentu saja bagi Pak Jokowi Pak JK dan seluruh ketum partai, apa pun tanggung jawab terhadap pemerintah bangsa dan negara jauh lebih besar daripada hanya urusan pilpres,” tutur Hasto

“Sehingga mereka-mereka yang merangkap jabatan pun dedikasi utama tetap tanggung jawab untuk pemerintah, bangsa, dan negara,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi menegaskan bahwa JK menolak posisi sebagai Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019.

“Pak Jokowi itu mintanya (agar JK jadi) ketua tim sukses, tapi setelah berbicara dengan Bu Mega dan lain-lain, Pak JK memberitahukan bahwa secara teknis susah pemerintah siapa yang jalankan?” ungkap Sofjan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Baca juga:  Ini 49 Nama Calon Kepala Daerah Yang Diusung PDIP di Pilkada 2020

Sofjan menuturkan, JK menilai, jika seorang wakil presiden ikut masuk dalam tim pemenangan kampanye 2019, maka bisa dikatakan presiden dan wakilnya ikut turun langsung di Pilpres.

Padahal, pemerintahan harus tetap berjalan dan harus ada yang mengendalikan secara langsung. Oleh karena itu, JK memilih fokus menjalankan tugasnya sebagai wapres.

“Jadi Pak JK ingin konsentrasi ke pemerintahan dulu, ya terutama pelaksanakan rencana dari semua rencana Pak Jokowi itu dan Pak JK ini. Mengenai ekonomi terutama,” imbuh Sofjan.

(red/TI)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *