MOU Uji Kelayakan Trem Di Kota Bogor Ditanda Tangani Oleh Pemkot Bogor Dan JO Colas

Uncategorized686 Dilihat

BOGOR – transparansiindonesi.co.id – Pemkot Bogor dan JO Colas Iroda Rail menanda tangani MoU tentang studi kelayakan Trem di Kota Bogor, di Balaikota Bogor, Jumat (6/9/2019).

Dengan di tanda tanganninya kesepakatan ini, maka tim memiliki waktu sembilan bulan kedepan, untuk melakukan kajian tersebut.

Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, modal transportasi Trem (transportasi modern masa depan) ini, akan menunjang LRT yang stasiun akhirnya berada terminal Baranangsiang, Bogor Timur, Kota Bogor.

MoU ini lanjut Bima, menandai di mulainya kajian ilmiah untuk tahapan pembangunan Trem.

“Tim punya waktu sembilan bulan dan Kajian ini hasilnya akan menentukan langkah langkah pembangunan trem terkait jalur kelayakan jalan. Mulai dari kapasitas jalan, daya angkut, lebar rel, panjang rel dan pembiayaan yang di butuhkan,” kata Bima.

Terkait dengan masalah tracknya akan melewati jalur mana saja, Bima belum bisa menjawabnya.

Hal ini karena kajiannya belum selesai. Yang pasti, Trem ini pastindi perlukan untuk menunjang LRT yang masuk setiap lima menit sekali saat beroperasi tahun depan.

“Akan ada ribuan orang masuk ke terminal Baranangsiang untuk Naik LRT. Kalau semua naik mobil pribadi atau motor maka akan stack,”ujarnya.

Terkait pembiayaan proyek ini, Bima Arya menegaskan, bahwa pembiayaannya ditanggung oleh pihak swasta. “Mereka yang akan biayai dan Tidak ada dana dari APBD,” tegasnya.

Pararel dengan penelitian ini lanjut Bima Arya, akan dibantu dari BPTJ.

Baginya, setelah kajian selesai, maka tahap berikutnya masuk ke penyediaan pendanaan.

“Saya kira bisa dari skema pinjaman bantuan pemerintah dan lain lain. Setelah kajian selesai di lanjut pembangunannya. Ada 24 trem. Tapi intinya sekarang kajiannya dulu.

Bisa jadi trem baru juga. Semua masih terbuka bukan hanya di kasih 24 trem. Ini kajian serius mode transportasi baru di Kota Bogor. Bisa jadi 24 bisa juga dari yang lain,” paparnya.

Menurut Bima, Trem ini belum ada di Asia Tenggara. Model transportasi ini berbeda dengan Metro Kapsul, walau sama-sama menggunakan rel.

“Operasionalnya di jalani dengan rel dan Harus disesuaikan dengan kapasitas jalan, landscape, kontur tanah. Makanya hal tersebut perlu di lakukan studi kelayakan. Yang pasti tidak boleh keluar dari konsep heritage dan Mereka juga sudah berpengalaman dalam hal itu serta di pastikan Tidak akan merusak yang sudah ada. Heritage city tidak boleh hilang,” tegas Bima.

Sementara Jerome Bellemin, Managing Director – Asia Pasifik Colas Rail menegaskan, trem ini sangat bagus dan solusi yang tepat bagi masalah transportasi Kota Bogor.

“Ini membuat kami tertarik untuk mengkaji pekerjaan ini. Kita sudah bekerja di Indonesia. Dan sekarang kita punya teknisi di Indonesia untuk meneruskan projek ini di Indonesia,” ujar Jerome.

Ia menegaskan, membangun trem di Kota Bogor ini, akan menjadi pembangunan trem yang pertama di Indonesia dan Trem ini menjadi solusi transportasi yang efisien untuk wilayah Kota Bogor. (Kefas)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari TRANSPARANSI INDONESIA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP