Minsel, transparansiindonesia.co.id – Pencegahan Stunting adalah merupakan program prioritas dari pemerintah pusat, sehingga dengan segala upaya terus dilakukan berbagai cara untuk memberantas Stunting atau penyakit lambat pertumbuhan.
Maka dalam rangka pencegahan Stunting, salah satu upaya adalah kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait upaya pencegahan Stunting atau lambat pertumbuhan terutama kepada Balita dan anak-anak.
Dinas kesehatan kabupaten Minahasa Selatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat Poopo, melaksanakan sosialisasi pencegahan Stunting yang digelar pada Selasa, 12 Oktober 2021, bertempat di Puskesmas Poopo.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Sekcam Ranoyapo Pers Ch Rawung mewakili Camat Franklin Mokoagow SH, dan dihadiri oleh para HukumTua, Penjabat HukumTua, Ketua TP-PKK Desa serta perwakilan dari desa-desa se-Kecamatan Ranoyapo.
Hadir memberikan materi tentang pencegahan Stunting dalam kegiatan tersebut yakni Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Minsel dr.Hana Wungkar M.Kes bersama jajaran pegawai Dinkes Minsel serta Kepala Puskesmas Poopo.
dr.Hana Wungkar dalam materi yang disampaikan mengatakan bahwa penyakit Stunting atau lambat pertumbuhan tubuh, sudah harus menjadi perhatian sejak bayi masih dalam kandungan, maka dari itu sangatlah perlu dan penting bagi ibu hamil untuk selalu dan rutin memeriksakan kesehatan di fasilitas kesehatan atau di Posyandu selama kehamilan.
Hal tersebut agar tenaga kesehatan dapat mendeteksi dini keadaan bayi, untuk mencegah Stunting pada bayi.
“Dalam upaya pencegahan Stunting pada balita, sangatlah penting bagi para ibu hamil untuk rutin memeriksakan kesehatan kandungan difasilitas kesehatan ataupun di Posyandu, hal tersebut agar para tenaga kesehatan dapat dengan mudah mendeteksi keadaan bayi apakah berpotensi penyakit Stunting atau tidak,” ujar dr.Hana.
Dikatakannya bahwa, gizi buruk adalah salah satu faktor terjadinya lambat pertumbuhan tubuh atau Stunting maka dari itu pola makan yang teratur, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang adalah salah satu upaya mencegah terjadinya Stunting.
Menjelang akhir pemaparannya, dr.Hana mengajak kepada para peserta yang hadir untuk menindaklanjuti akan apa yang didapat dalam kegiatan tersebut, dengan terus mensosialisasikan kepada masyarakat yang ada didesa.
Sebagaimana dari daftar yang ada sampai Agustus 2021, untuk kecamatan Ranoyapo, dari sebanyak 788 bayi, ada 31 bayi Stunting atau 3,9 persen.
Untuk itu, upaya pencegahan Stunting harus terus dilakukan, pemerintah desa pula dihimbau untuk dapat menganggarkan pencegahan Stunting dalam anggaran dana desa.
(Hengly)*