Kukuhkan Tiga Guru Besar, Kumaat Ingatkan Makna Sebenarnya

Manado, Pendidikan112 Dilihat

Manado, transparansiindonesia.co.id – Sidang senat terbuka Universitas Samratulangi (Unsrat) digelar dalam rangka pengukuhan tiga guru besar Unsrat.

Sidang senat tersebut digelar pada Kamis 16 Juni 2022 bertempat di Auditorium Kampus Unsrat.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Rektor Universitas Samratulangi Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat MSc, DEA mengatakan bahwa jabatan Guru Besar adalah jabatan tertinggi dalam akademik.

Yang menarik adalah tiga guru besar yang dikukuhkan tersebut kesemuanya adalah perempuan yakni Prof Dra Nio Song Ai MS PhD, Prof Dr Ir Deiske Adeliene Sumilat MSc, dan Prof Dr Ir Jein Rinny Leke MP.

Dalam sambutannya, Rektor Unsrat Ellen Joan Kumaat mengingatkan tentang makna sebenarnya dari guru besar yakni bukanlah berasal dari gelarnya tapi apa yang akan diperbuat kedepannya.

Baca juga:  Rektor IBM Asmi Serahkan Buku Tabungan dan Uang Transport Kepada Mahasiswa/i Program Bidik Misi

Dikatakan Kumaat, bahwa jabatan profesor tak hanya menuntut tentang pencapaian keilmuan tapi juga kematangan jiwa dalam berpikir dan bertindak.

Seorang guru besar, menurut Ellen Joan Kumaat tentunya perlu memiliki jam terbang yang tinggi dalam keahliannya, bahkan asosiasi keilmuannya sehingga benar-benar terbina integritas diri dengan baik, sebagai tenaga pendidik maupun manusia yang berkualitas yang adalah warga dialam semesta ini.

“Seorang guru besar hanya mencari posisi yang aman saja, justru berani mengatakan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah. Itulah integritas yang terpuji dan teruji serta jangan pernah tergadaikan oleh apapun juga,” ujar Rektor Ellen Joan Kumaat.

Baca juga:  Prof. Berty Sompie Irup Peringatan Hari Lahir Pancasila Di Lingkungan Unsrat

Kepada keluarga dari para guru besar yang baru dikukuhkan, Kumaat berpesan agar dapat selalu menjadi sosok pengingat, penegur jika amanah sebagai guru besar sudah mulai dilupakan oleh para guru besar.

“Hal ini sangatlah penting, keluarga harus mampu menjadi penegur, pengingat agar nantinya tindakan-tindakan tidak terpuji dan tidak baik bisa dijauhkan dan dihindari, karna nama baik tentu lebih berharga dari kekayaan dan jabatan,” tambah Kumaat.
(red/T2)*