Jakarta, TI – Miris,, peristiwa tak mengenakkan terjadi diwilayah Banten, tepatnya di Tangerang Selatan, Kecamatan Setu, Kelurahan Babakan pada Minggu malam (5/5/2024).
Peristiwa tersebut yakni penyerangan terhadap para mahasiswa Katolik yang sedang berdoa rosario di tempat kos-kosan mereka dan mengakibatkan sejumlah mahasiswa terkena sabetan senjata tajam.
Aksi penyerangan oleh sekelompok orang terhadap para mahasiswa Katolik yang sedang berdoa rosario tersebut, mendapatkan sorotan dari lembaga swadaya masyarakat aliansi masyarakat transparansi indonesia (LSM-AMTI).
Dimana melalui Ketua Umum DPP LSM-AMTI, Tommy Turangan SH sangat menyesalkan peristiwa tersebut dan dengan tegas mendesak pihak kepolisian untuk mengungkap dan menangkap dalang dan provokator dari aksi penyerangan terhadap para mahasiswa Katolik yang sedang berdoa rosario.
“Sangat disesalkan peristiwa ini terjadi, dan diduga sekelompok orang yang melakukan penyerangan tersebut didalangi oleh oknum pemerintah kelurahan yakni Ketua RT, kita hidup di negara Indonesia, negara yang menjunjung tinggi toleransi beragama, jadi siapapun bebas menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan yang dianutnya,” jelas Turangan.
Dikatakan Turangan bahwa orang-orang yang menganggu kegiatan ibadah termasuk mereka adalah perusak tatanan kehidupan berbangsa yang menjunjung tinggi toleransi dan saling menghargai agama lain.
Maka dari itu, Tommy Turangan dengan tegas meminta agar secepatnya pihak kepolisian dapat mengungkap dan menangkap dalang dan pelaku penyerangan dan pembacokan tersebut para mahasiswa Katolik.
“Kita ini negara hukum, semua perbuatan yang melanggar hukum harus ditindak, apalagi perbuatan mengganggu jalannya ibadah dan doa oleh para mahasiswa Katolik ini, ungkap dan tangkap dalang dan provokator termasuk para pelaku penyerangan dan pembacokan para mahasiswa Katolik, ini harus menjadi atensi dari pihak Polri,” tegas Tommy Turangan SH.
Kepada awak media ini, Tommy Turangan pun menyampaikan apresiasinya dan terima kasih kepada saudara-saudara umat muslim yang disaat kejadian ikut menyelamatkan para mahasiswa dari serangan sekelompok orang.
Bahkan, umat muslim selain menyelamatkan para mahasiswa juga ikut melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian setempat.
Korban mahasiswa/mahasiswi Universitas Pamulang (Unpam) berjumlah 12 orang, dua korban wanita mengalami luka sayatan senjata tajam dari masa penyerang.
Pada pukul 19:30 massa mulai berkumpul setelah mendengar provokasi dari Ketua RT yang berteriak “Hei, bangsat, kalau kalian tidak bubar saya panggil warga”. Peristiwa terjadi pada pukul 19:30 WIB. Massa datang dengan membawa barang tajam berupa samurai, cerulit hingga balok.
Kejadian itu berhenti karena ada massa warga sekitar beragama Islam yang menyelematkan para korban. (T2)*