Jakarta/transparansiindonesia.com – Perlakuan pemerintah seperti yang ditunjukkan dunia pendidikan di Toraja Utara melalui beberapa oknum kepala sekolah (kasek) yang menolak kehadiran wartawan meliput di sekolah, ditanggapi serius Wakil Ketua PWRI (Persatuan Wartawan Republik Indonesia) Cabang Toraja Utara, Alexius Banne Tondok, SE, MSi. Alexius mengecam keras tindakan para oknum kasek yang dinilai tidak beretika dan tidak menghargai profesi wartawan.
“Seberapa jauh bersihnya pemerintah khususnya oknum kepala sekolah itu sehingga harus sekasar begitu, tidak punya etika. Ini jelas menghalang-halangi tugas wartawan. Wartawan itu juga petugas yang harus dihormati,” ujarnya via ponsel dari Jayapura Papua, selasa (28/2/18).
Sekadar diketahui, beberapa waktu lalu ada sekolah SMP melalui kaseknya di Buntao, seperti diberitakan sebelumnya, menolak menerima wartawan untuk datang meliput. Kebetulan saja, rekan wartawan dimaksud adalah 2 kru Fajar Metro online, masing-masing, Salmon dan Doni. Salmon saat ini juga salah satu pengurus teras di PWRI Toraja Utara.
Merespon ini, Ketua SUARA (Aliansi Jurnalis Toraja) Tommy Tiranda, menyarankan kepada pihak PWRI Torut agar membentuk tim pencari fakta (fact finding team) untuk mengklarifikasi dan menemukan kebenaran yang sesungguhnya dari tindakan oknum kasek tersebut. “Agar tidak ada saling curiga dan menimbulkan pikiran yang tidak-tidak, karena saya amati juga sudah ada sesama rekan jurnalis yang tidak sevisi dan cenderung mencari kesempatan dengan mengabaikan nilai solidaritas berdasarkan profesionalisme kewartawanan,” timpalnya. (red/TI)*