BPBD Toraja Utara Siapkan Simulasi Penanggulangan Bencana Pada HKB 2018

SULSEL254 Dilihat

SULSEL, TRANSPARANSIINDONESIA.COM – Kabupaten Toraja Utara adalah salah satu dari sepuluh kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan yang masuk kategori tingkat kerawanan bencana khususnya bencana longsor. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi spesifik yang dimiliki Toraja Utara diantaranya kondisi geologi, iklim, topografi dan vegetasi serta manusia (penggunaan lahan).

Untuk mengantisipasi kondisi resiko bencana tersebut, Pemkab Toraja Utara melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan langkah-langkah antisipatif dalam penanganan dan penanggulangan bencana seperti membangun jaringan komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak terkait, pemetaan daerah rawan bencana dan membangun sistem peringatan dini yang bekerjasama dengan OPD dan instansi pemerintah dan swasta lainnya.

Sebagai wujud kesiapan Pemkab Toraja Utara dalam penanganan dan penanggulangan bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi sekaligus dalam rangka pemantapan persiapan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2018 di Toraja Utara yang secara nasional diperingati setiap tanggal 26 April, BPBD Toraja Utara pagi tadi, Senin (23/04/2018) mengadakan rapat pembahasan pelaksanaan Apel HKB 2018 yang rencananya akan digelar pada hari Kamis, 26 April 2018.

Pada rapat yang berlangsung di kantor BPBD Toraja Utara ini, Yorry R Lesawengen menjelaskan dalam Peringatan HKB 2018 di Toraja Utara akan difokuskan pada gelar peralatan dan pasukan penanganan serta penanggulangan bencana dan Simulasi Penanggulangan Bencana yang melibatkan semua unsur-unsur terkait.

“Yang menjadi fokus kami adalah Simulasi Penanggulangan Bencana. Kegiatan ini secara internal kami sudah membentuk tim kerja yang terdiri dari seluruh SKPD yang masuk dalam Tim koordinasi penanggulangan bencana, yaitu BPBD, DINSOS, DINKES, DISHUB, PU, RSUD, TNI POLRI & dari relawan penanggulangan bencana seperti TAGANA. Semua elemen ini akan di libatkan dalam kegiatan HKB Thn 2018 ini. Kegiatan akan di mulai dengan apel siaga bencana, dimana dalam apel ini akan di gelar seluruh peralatan penanggulangan bencana yang ada di beberapa instansi dan akan di lanjutkan dengan Simulasi penanggulangan bencana” jelas Yorry.

Untuk gelar Simulasi penanggulangan bencana longsor, ia menjelaskan akan melibatkan komponen masyarakat dari tingkat Lembang (Desa)/Kelurahan dan kecamatan serta unsur Polsek, Danramil dan organisasi kemasyarakat dan swasta sehingga melalui simulasi tersebut masyarak yang wiayahnya masuk dalam wilayah rawan longsor sudah dapat memahami langkah-langkah antisipasi dalam penanganan dan penanggulangan bencana yang responsif untuk mengurangi dampak korban akibat bencana.

“jenis kerawanan bencana yang paling dominan dan sering terjadi di Kabupaten Toraja Utara adalah bencana longsor. Oleh karena itu simulasi yang akan dilakukan nanti ialah simulasi penanggulangan longsor, yang melibatkan beberapa pihak termasuk di antaranya dari masyarakat lembang, dalam hal ini akan di wakili oleh Lembang Likulambe Kec. Sa’dan dan Lembang Pangkung Batu Kec. Buntu Pepasan. Harapan kami, kegiatan ini, mendapatkan dukungan dari semua pihak dalam HKB thn 2018 ini. Kami mengundang seluruh Kepala Lembang, Lurah, Camat, Kapolsek, Danramil, pihak-pihak swasta, agar bisa terlibat secara langsung dan agar mereka bisa merespon kejadian-kejadian bencana yang terjadi di wilayah mereka,” tutupnya.

Rapat tersebut dihadiri oleh kepala SKPD terkait, perwakilan dari RSUD Pongtiku, Kodim 1414 Tana Toraja/Toraja Utara (perwakilan), Polsek Rantepao (perwakilan), Relawan penanggulangan bencana TAGANA, Yayasan Inanta, serta Kepala Lembang di lingkup Kabupaten Toraja Utara. (Alex/TI)*

[Siaran Pers Humas Torut]

Yuk! baca berita menarik lainnya dari TRANSPARANSI INDONESIA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *