Jakarta Bisa Tenggelam, Ini Penyebabnya..

Nasional555 Dilihat

Jakarta, transparansiindonesia.co.id – – Kondisi lingkungan yang kurang baik membuat DKI Jakarta terancam tenggelam. Pasalnya setiap tahun kondisi permukaan tanah di Jakarta terus mengalami penurunan beberapa sentimeter.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Sunendar mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan permukaan air tanah mengalami penurunan. Misalnya terlalu berlebihnya penggunaan air di dalam tanah sehingga membuat permukaan tanah ikut tergerus dan turun.

Bagaimana tidak, 50% penduduk bumi masih tergantung pada air tanah untuk berbagai kebutuhan dasar . Sementara itu 70% air tanah dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga.

Asal tahu saja, Jakarta masih bergantung pada air tanah sebagai sumber air bersih. Sedangkan baru 40% yang menggunakan air dari PDAM ataupun sumber air lainnya.

“Perubahan di dalam suatu batuan karena di situ pori-pori yang semula berisi air jadi kosong karena disedot,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (15/10/2019).

Sementara itu, sudah padatnnya daerah serapan air membuat kondisi air tanah tidak begitu seimbang. Untuk itu, lanjut Rudy, pemerintah akan membangun sumur-sumur resapan air lagi untuk mengisi ulang cadangan air tanah yang terus dikuras.

Baca juga:  Kasus Dugaan Pemerasan Sertifikat K3, LSM-AMTI Desak KPK Periksa Menaker

Asal tahu saja, untuk daerah resapan air yang berada di kawasan Jabodetabek berada di daerah Depok. Saat ini daerah Depo sudah dipenuhi oleh bangunan rumah maupun pusat komersil.

“Secara Geologi, Depok memang merupakan daerah resapan. Yang sudah terbangunnya bukan 10, 20 tahun sudah lama. Upayanya di dalam sumur resapan di daerah sehingga airnya tidak jadi runput airnya meresap,” katanya.

Selain itu, lanjut Rudy, faktor penurunan permukaan tanah juga diakibatkan oleh beban permukaan tanah yang terlalu berlebih akibat dibangunnya banyak bangunan pencakar langit. Dengan begitu beban permukaan tanah semakin berat dan membebani lapisan di bawahnya.

Tak hanya itu, lanjut Rudy, penurunan permukaan tanah juga disebabkan oleh adanya konsolidasi natural, atau terjadinya pemantapan tanah yang bersifat natural. Sebagai salah satu contohnnya adalah adanya bagian yang terbentuk dari endapan lengkungan pasir-pasir halus yang kemudian mengeras.

Baca juga:  Abaikan Kewajiban Pembayaran, Konsumen Dirugikan, AMTI Desak Kepolisian Tangkap Developer Proyek Cluster Natanaila 2

“Nah yang bisa kita kontrol adalah dari pengambilan air tanah, karena berdasarkan riset berpengaruh terhadap land subsidence 20-30%. Kemudian beban bangunan, sehingga penempatan pondasi bangunan itu sangat penting. Untuk yang terkait kondisi natural tidak bisa kita kontrol,” ujarnya.

Upaya lain yang akan dilakukan adalah dengan cara membatasi izin penderian bangunan hingga penggunaan air bersih kepada beberapa perusahaan swasta maupun pelaku industri. Untuk masalah ini, pemerintah pusat akan menggandeng pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk membatasi penggunaan air bersih.

“Pihaknya pun menghimbau agar seluruh masyarakat Jakarta memanfaatkan air permukaan tanah yang diolah oleh PDAM. Sayangnya saat ini PDAM hanya bisa menyuplai sekitar 40% untuk kebutuhan air bersih di Jakarta,” kata Rudy.

 

(red)*

Yuk! baca berita menarik lainnya dari TRANSPARANSI INDONESIA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Banner Memanjang