Skandal Uang Hilang di BSG, Diusut atau Ditutup-tutupi?

Manado, TI – Bank SulutGo (BSG) kembali menjadi sorotan publik usai terungkapnya skandal penggelapan dana oleh oknum karyawan di berbagai cabang dengan nilai mencapai miliaran rupiah.

Rentetan kejadian serupa dalam beberapa tahun terakhir memunculkan pertanyaan besar: seberapa parah lemahnya sistem pengawasan internal bank daerah ini?.

Sebelumnya ada kasus datang dari Cabang Kotamobagu, di mana seorang karyawan berinisial RP diduga menggelapkan dana lebih dari Rp1 miliar. Usai beraksi, RP dilaporkan melarikan diri. Parahnya lagi, dugaan kuat menyebut dana hasil penggelapan mengalir ke kepentingan politik, termasuk ke rekening pribadi mantan Wali Kota Kotamobagu, TB.

Hingga kini, pihak bank belum melaporkan kasus ini ke penegak hukum secara resmi, memicu kecurigaan publik akan adanya perlindungan dari elit tertentu.

Tidak hanya di Kotamobagu, pembobolan serupa juga terjadi di Cabang Tilamuta dan Cabang Kwandang Provinsi Gorontalo, serta Cabang Tahuna Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara.

Total kerugian diperkirakan mencapai Rp15 miliar lebih. Di antaranya, seorang teller diduga menggelapkan dana hingga Rp12 miliar di Tilamuta, dan Rp1,8 miliar di Kwandang.

Baca juga:  BSG Dikepung Skandal: Direksi Membangkang Hukum, Komisaris Titipan Politik, Dana CSR Diduga Diselewengkan

Masalah kian pelik saat dua karyawan lainnya, berinisial FG dan DM terbukti membobol ATM BSG di tiga lokasi berbeda di Tahuna dengan total kerugian lebih dari Rp1,8 miliar. Mereka diduga memanfaatkan kelemahan sistem pengawasan ATM untuk mengakses dana tanpa izin.

Masih segar dalam ingatan publik, pembobolan besar lainnya terjadi pada tahun 2022, ketika dua warga negara Bulgaria dibantu dua WNI mencuri Rp3,75 miliar melalui modus skimming di 26 ATM BSG di Manado. Para pelaku berhasil melakukan 634 transaksi ilegal dalam waktu enam jam, menyedot dana nasabah ke akun virtual Indodax, platform jual beli kripto.

Tak hanya di sistem perbankan umum, penggelapan juga sempat terjadi di Kantor Kas BSG Mega Mas Manado, di mana seorang karyawan menggunakan User ID pimpinan untuk mengakses dan membobol dana nasabah.

Dilansir dari beberapa media, ketika dikonfirmasi mengenai gelombang pembobolan ini, Pemimpin Divisi Corporate Secretary BSG Hence Rumende menyatakan bahwa audit internal sedang berjalan.

Baca juga:  LSM-AMTI Minta Polres Minsel Panggil Kadis Kesehatan Minsel, Terkait Pembangunan 2 Puskesmas

“Saat ini audit internal sedang berjalan,” singkatnya.

Namun, pengakuannya bahwa ia sedang cuti menambah kesan minimnya tanggung jawab di level manajemen.

Sementara itu, mantan pimpinan BSG yang namanya enggan disebut menyatakan, bahwa harus ada reformasi total di tubuh BSG.

“Ini bukan lagi soal kelalaian teknis, tetapi sistemik. BSG harus melakukan reformasi total dalam pengawasan, atau kepercayaan publik akan hilang”, ujarnya.

Gelombang kasus ini memperlihatkan bahwa pengamanan internal BSG sangat lemah dan tak siap menghadapi praktik korupsi dari dalam.

Publik kini menanti tindakan tegas dari OJK, aparat penegak hukum, dan Pemerintah Daerah selaku pemegang saham, untuk mengusut tuntas dan mereformasi sistem manajemen risiko BSG.

Jika tidak, maka Bank SulutGo akan terus menjadi sasaran empuk para “Penjahat Berdasi” yang justru berasal dari dalam institusi itu sendiri. (Steven)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari TRANSPARANSI INDONESIA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Banner Memanjang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *