Tampil Cemerlang di Laporan Keuangan, Tapi Bank SulutGo Dikepung Masalah Kredit

Manado, TI – PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Gorontalo (Bank SulutGo) mencatatkan laba bersih sebesar Rp179,4 miliar pada semester I/2025, melonjak 48,52% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Namun, di balik lonjakan angka ini, sejumlah indikator kesehatan bank justru menunjukkan sinyal yang perlu diwaspadai.

Meski laba meningkat, pertumbuhan penyaluran kredit Bank SulutGo tergolong stagnan. Tercatat hanya naik tipis 0,37% secara tahunan, dari Rp16,13 triliun menjadi Rp16,19 triliun.

Hal ini menunjukkan rendahnya agresivitas fungsi intermediasi bank, yang sejatinya menjadi jantung utama dalam aktivitas perbankan.

Lebih mengkhawatirkan, rasio kredit bermasalah (NPL) justru memburuk. NPL gross naik dari 2,6% menjadi 2,74%, dan NPL net dari 1,43% menjadi 1,62%. Kenaikan ini mengindikasikan penurunan kualitas kredit yang bisa berdampak jangka panjang terhadap kinerja bank.

Baca juga:  Skandal Uang Hilang di BSG, Diusut atau Ditutup-tutupi?

“Bank memang untung besar, tapi kualitas kredit memburuk dan penyaluran stagnan. Ini bisa jadi tanda bank terlalu fokus menjaga laba, bukan ekspansi produktif,” ujar Yustiana Hiola, salah satu Dosen Akuntansi UNG.

Sementara itu, dana murah (CASA) memang tumbuh signifikan 29,35% menjadi Rp4,99 triliun, namun lonjakan ini belum cukup menutupi kenyataan bahwa efisiensi operasional Bank SulutGo belum ideal.

Rasio BOPO memang turun menjadi 81,25%, tapi angka ini masih cukup tinggi dibandingkan rata-rata industri yang sudah menargetkan di bawah 75%.

Kendati rasio profitabilitas seperti ROA dan ROE meningkat, pencapaian tersebut turut ditopang oleh pemulihan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) yang berubah drastis dari kerugian Rp18,4 miliar menjadi pemulihan Rp1,99 miliar.

Baca juga:  Aroma Dan Citarasa Menggoda, 'Mie Loba 86' Referensi Kuliner Bagi Warga Manado

Hal ini memunculkan pertanyaan: apakah lonjakan laba lebih disebabkan perhitungan akuntansi, bukan pertumbuhan riil?

“Peningkatan laba Bank SulutGo memang terlihat impresif secara kasat mata. Tapi jika kita cermati lebih dalam, performa ini belum sepenuhnya ditopang oleh ekspansi kredit yang sehat maupun efisiensi menyeluruh,” tutur Yustiana.

Pencapaian laba besar patut diapresiasi, namun publik perlu jeli: Bank SulutGo masih menghadapi tantangan serius dalam kualitas aset dan penetrasi kredit. Jika tidak ditangani secara strategis, “prestasi” keuangan ini bisa jadi hanya bersifat semu.(wyn)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari TRANSPARANSI INDONESIA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *