JAKARTA, TI – Lembaga swadaya masyarakat Aliansi Masyarakat Transparansi Indonesia (LSM-AMTI) mengecam keras tindakan represif aparat kepolisian dalam pengamanan aksi demonstrasi di Jakarta, Kamis (28/8).
Kecaman itu muncul setelah beredar video amatir di media sosial yang memperlihatkan mobil taktis Baraccuda milik Brimob menabrak salah seorang peserta aksi yang mengenakan jaket ojol.
Ketua umum DPP LSM-AMTI,Tommy Turangan SH menilai insiden tersebut mencoreng citra kepolisian dan menunjukkan pola pengamanan aksi yang masih jauh dari prinsip demokrasi.
Ia pun menegaskan aparat seharusnya melindungi kebebasan berpendapat yang dijamin konstitusi, bukan justru melakukan tindakan brutal terhadap massa aksi.
“Dalam penanganan aksi, aparat seharusnya menghormati dan melindungi kebebasan berpendapat karena itu merupakan hak fundamental yang dijamin konstitusi. Insiden tersebut sangatlah memalukan,” ujar Turangan.
Untuk ditegaskan Tommy Turangan bahwa pihaknya mendesak Kapolri segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pola pengamanan aksi yang selama ini kerap represif.
Selanjutnya, Turangan juga turut mendesak lembaga pengawas seperti Komnas HAM, Kompolnas, dan Propam Mabes Polri untuk segera turun tangan, aktivis bertumbuh gempal tersebut menilai tindakan tegas harus diberikan kepada aparat yang terbukti melanggar prosedur.
“Harus segera usut dan tindak tegas aparat yang terlibat. Aparat penegak hukum justru harus menjadi garda terdepan dalam melindungi rakyat, bukan sebaliknya,” tegasnya.
LSM-AMTI menilai kasus ini menambah panjang daftar tindakan represif aparat dalam penanganan aksi demonstrasi.
Maka dari itu, Turangan meminta agar Presiden Prabowo Subianto segera mencopot jabatan Kapolri, serta menghukum pengendara kendaraan taktis (Rantis) Baraccuda sesuai dengan hukum yang berlaku di negara Indonesia.
“Menyatakan sikap agar pak Presiden Prabowo Subianto segera mencopot Kapolri dari jabatannya, serta melakukan penindakan dan hukuman kepada para pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku di negeri ini, agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali,” tegasnya. (T2)*