Insiden Warga Terjatuh Di Drainase Terbuka Di Manado, LSM-AMTI; Potret Nyata Kelalaian Birokrasi Dalam Melindungi Keselamatan Warga

Manado, SULUT215 Dilihat

MANADO, TI – Seorang warga berjenis kelamin perempuan terjatuh di drainase terbuka yang ada di depan Freshmart Bahu, Kecamatan Malalayang Kota Manado.

Peristiwa tersebut selanjutnya menjadi viral di media sosial setelah mencuat pesan keluhan warga dan selanjutnya beredar di media sosial dan mendapatkan tanggapan dari ribuan masyarakat.

Peristiwa tragis yang menimpa seorang warga perempuan tersebut, selanjutnya mendapatkan tanggapan dan sorotan dari lembaga swadaya masyarakat aliansi masyarakat transparansi indonesia (LSM-AMTI).

Melalui Ketua Umum DPP LSM-AMTI, Tommy Turangan SH mengatakan bahwa selokan tak berpagar dan tak ada tanda peringatan merupakan potret nyata dari kelalaian birokrasi Kota Manado dalam menjaga keselamatan warga.

Gelombang kritik pun menghantam pemerintah kota Manado, yang dinilai lalai dalam memperhatikan keselamatan warga.

Tommy Turangan pun mengatakan bahwa drainase terbuka, tanpa ada pagar dan tanda peringatan yang berada di pusat keramaian, menjadi ancaman nyata bagi keselamatan masyarakat.

Mengutip penuturan warga dalam pesannya, Tommy Turangan menjelaskan kronologi peristiwa tragis tersebut dimana seorang warga perempuan terperosok ke dalam drainase besar tanpa penutup maupun tanda peringatan, hingga mengalami pendarahan internal di organ limpa dan harus mendapat perawatan intensif di salah satu Rumah Sakit di Sulawesi Utara.

“Mohon di-up agar Pemkot Manado notice ke pihak terkait, entah PU atau PU-PR. Istri saya sampai sobek limpa dan pendarahan dalam. Jangan sampai ada korban lagi, apalagi anak-anak,” begitu tulisan warga tersebut dalam unggahannya yang kemudian menyebar luas.

Baca juga:  AMTI Sebut Dishut Tak Punya Nyali Tindak Pelaku Pembabatan Hutan; Minta Gubernur YSK Evaluasi Kinerja Kadis Kehutanan Daerah Sulut

Berdasarkan keterangan suami dari korban bahwa dalam video singkat menerangkan bahwa, insiden itu terjadi pada malam hari ketika kondisi sekitar gelap gulita. Tidak ada penerangan jalan, tidak pula terdapat rambu pengaman di sekitar drainase.

Selokan besar yang menganga di tepi jalan itu seolah menjadi jebakan maut bagi siapa saja yang melintas tanpa kewaspadaan ekstra.

Warga sekitar menyebut sudah berulang kali mengingatkan pemerintah agar menutup drainase tersebut, namun keluhan mereka tak pernah digubris.

“Sudah lama kami minta dibuatkan penutup besi atau beton, tapi tidak pernah ditindaklanjuti. Sekarang sudah makan korban, baru semua ribut,” ujar seorang pedagang di sekitar lokasi dengan nada kesal.

Unggahan viral tersebut memicu gelombang kemarahan di dunia maya. Ribuan komentar bernada kecaman membanjiri linimasa, sebagian besar menuding Pemkot Manado dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR) lalai dalam tanggung jawabnya menjaga infrastruktur publik.

Banyak warganet mempertanyakan bagaimana mungkin di pusat kota, yang notabene menjadi salah satu jalur utama menuju kawasan wisata dan bisnis, terdapat drainase besar yang dibiarkan menganga tanpa perlindungan dasar.

“Drainase terbuka tanpa penutup di area publik merupakan pelanggaran fatal terhadap prinsip keselamatan umum. Ini bukan sekadar masalah teknis, melainkan kegagalan manajemen tata kota,” ujar ketua umum DPP, Tommy Turangan SH.

Menurutnya, manado selama ini gencar mengusung slogan sebagai “Kota Pariwisata Dunia”, Namun kenyataan di lapangan justru memperlihatkan kontradiksi tajam antara promosi dan tindakan.

Baca juga:  HUT Ke-61 Provinsi Sulawesi Utara, NVM; YSK-VM Akan Bawa Sulut Maju Dan Sejahtera

Infrastruktur dasar seperti saluran air, pedestrian, dan drainase, banyak yang rusak atau terbengkalai tanpa penanganan cepat.

“Kondisi semacam itu tidak hanya mencoreng citra kota di mata wisatawan, tetapi juga menegaskan lemahnya komitmen pemerintah terhadap keselamatan publik,” tandas Turangan.

Sementara dari pantauan di lapangan, drainase di depan Freshmart Bahu masih dalam kondisi terbuka tanpa penutup.

Ditegaskan Turangan, bahwa berdasarkan regulasi dalam Permen PUPR Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan, setiap saluran air di area publik wajib dilengkapi pengaman dan penutup yang memadai untuk mencegah kecelakaan.

Peristiwa tersebut menurut Turangan menjadi tanggung jawab pemerintah kota Manado, dan sudah sepantasnya mengevaluasi kinerja Kadis PU-PR yang dinilai tak memperhatikan infrastruktur dan terkesan mengabaikan keselamatan warga.

Ia juga mendesak agar Wali Kota Manado turun langsung meninjau lokasi dan mengambil langkah cepat agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

“Jangan tunggu korban berikutnya baru bergerak. Kalau pemerintah serius dengan keselamatan warga, seharusnya sudah ada audit menyeluruh terhadap drainase kota,” tegas aktivis vokal tersebut.

“Ini menjadi alarm keras dan tanda awas bagi Pemkot Manado dan Dinas PU-PR, bagaimana pentingnya tata kelola infrastruktur publik yang aman dan terus berorientasi pada keselamatan warga,” tambahnya. (T2)*

Yuk! baca berita menarik lainnya dari TRANSPARANSI INDONESIA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Banner Memanjang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *