Pdt Gilbert Lumoindong; “Politik Hal Yang Berbeda Dengan Pelayanan”

Nasional30 Dilihat

Jakarta/transparansiindonesia.com – Rencana menyelenggarakan Paskah di Monas belakangan ini kembali menjadi pro kontra di umat kristiani Jakarta setelah perayaan  natal yang gagal bulan Januari lalu. Dalam mengklarifikasi paskah Monas yang dikaitkan dengan politik, Pdt Gilbert Lumoindong hadir di kantor PGI Wilayah DKI.

Rencana Paskah di Monas adalah perayaan jemaat gereja lokal, bukan seluruh GBI atau Gereja Se-Jakarta. Paskah Monas hanya dilakukan jemaat GBI GLOW sendiri dan sudah pernah lama melakukannya. Demikian disampaikan Pdt Manuel Raintung selaku ketua PGI Wilayah DKI Jakarta pada pertemuan dengan pimpinan gereja di kantor PGIW DKI, Rabu (28/03/2018) di Kayu Putih Jakarta Timur.

Tampak hadir Gembala Sidang GBI Glow Pdt Gilbert Lumoindong dan Pdt Shepart Supit dari lembaga Paskah Nasional, dan juga pimpinan gereja dari aras gereja di Jakarta.

Baca juga:  Pengurus Satgas Inti Maha Sakti Karya DPP IPK Melakukan Ziarah Ke Makam Tokoh Pemuda Sekaligus Pendiri IPK

Terkait ada tudingan sarat politik dibalik Paskah Monas GBI GLOW di Monas, Pdt Gilbert menolaknya.

“Pertama saya bukan pendeta yang baru, saya tegaskan politik hal yang berbeda dengan pelayanan. Dari awal pelayanan saya punya komitmen bahwa ini tidak ada hubungan dengan politik. Kami sudah urus ijin menghubungi polisi, pangdam, sekneg dan lainnya,” jelas Pdt Gilbert Lumoindong.

Ditambahkan, kita (GBI Glow) tidak bermain dalam politik. Kalau dibilang trauma politik, kalau Ahok kalah bukan kekalahan gereja. Tidak ada doa kekalahan Pak Ahok udan lain-lain,” tuturnya. Karena itu Pdt Gilbert menegaskan agar jangan menyeret ke politik.

“Gereja lebih peduli dengan kemiskinan bukan berempati dalam kekalahan politik,” imbuhnya. Jangan ikut stigma politik, semua kampanye jualannya perubahan dan kesejahteraan, itu sebatas jualan dan semua sudah kenyang hal  itu.

Baca juga:  Komitmen Perindo Dalam Pilcaleg dan Pilkada, Tak Ada Mahar Politik

Kenapa harus Monas? Sekarang mari kembalikan Monas untuk rekreasi dan kegiatan kebhinnekaan. Jangan disamakan bahwa ibadah misalnya seperti demo tetapi sebagai doa.

Paskah Monas bukan untuk unjuk kekuatan tetapi murni yang datang hanya jemaat GBI GLOW,  makanya dilakukan jam empat pagi hari Minggu.

Sementara itu, PGI Wilayah menanggapi pertemuan ini dengan mengeluarkan beberapa seruan seperti mengajak agar menyelenggarakan paskah damai, tidak ada mengaitkan ke hal-hal negatif.  Kedua paskah harus jauh dari muatan politik dan ketiga, PGI Wilayah akan mengadakan paskah aras bersama dengan melibatkan semua umat Kristen dan Katolik.    (red/TI)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *