Minsel, transparansiindonesia.co.id — Peluang Caleg DPR-RI Partai Golkar, Dapil Sulawesi Utara, Nomor Urut 4, Adrian Jopie Paruntu, untuk menjadi juara dalam merangkul kaum Millenial untuk memilih Dirinya dalam Pemilihan Calon Anggota Legislatif DPR-RI sangat besar.
Elektabilitas Adrian Jopie Paruntu terus meroket, pemilih millenial di Sulawesi Utara, bagi calon lain Dapil Sulut nampaknya kurang mendapat perhatian, padahal jumlah Pemilih Millenial di Sulawesi Utara cukup besar, dan jika digarap dengan serius tentunya akan mendapat suara yang sangat signifikan, untuk memuluskan langkah ke Senayan.
Perilaku Pemilih Millenial di Sulawesi Utara, khususnya Pemilih Pemula, atau baru pertama kali ikut Pemilu, cukup unik, yaitu pada umumnya tidak pusing dengan ideologi partai politik (Parpol), kurang peduli dengan hiruk-pikuk isu-isu politik, bahkan terkesan malas bicara politik dan tidak terjebak dengan klasifikasi terkait status sosial dan ekonomi serta pendidikan.
Pemilih Millenial memiliki kecendurungan dalam memilih kepada lebih yang disebut representasi mereka, istilah Jakarta ‘Ini Gue Banget’, atau karena figurnya dianggap keren versi anak muda, keunikan pemilih meillenial ini menyebabkan sangat tidak mudah untuk menggiring agar mereka memilih ke salah satu caleg, dan harus diperlukan pendekatan khusus yang berbeda.
Pantauan dan Manuver Politik Tumbelaka Academic Centre (TAC), dimana Jelang Pemilihan Legislatif 17 April 2019 mendatang, untuk Calon DPR-RI Dapil Sulut dari Kaum Millenial ada dua Calon yang sangat menonjol, yakni Adrian Jopie Paruntu (Golkar) dan Hillary Lasut (Nasdem), keduanya masing-masing punya kelebihan.
Adrian Jopie Paruntu (AJP) merupakan keluarga dari Penguasa Parpol Anak Ketua DPD Golkar Sulut, Tetty Paruntu yang juga Bupati yang sangat terkenal dengan kepopulerannya, AJP juga seorang pria muda, dimana punya tampilan fisik menarik, ditambah bawaan yang gaul ala orang muda dengan karakter cool, calm, and confidence, yang tentunya akan menjadi ‘nilai jual’ tinggi dikalangan kaum Millenial khusunya kaum ‘Hawa‘.
Dan Hillary Brigita Lasut (HBL), juga punya peluang sebagai perempuan muda yqng juga memiliki orang-tua politisi beken (Elly Lasut dan Telly Tjanggulung), yang juga di tunjang dengan penampilan fisik menarik, dan cantik.
Namum dilihat dari keduanya, oleh TAC nampaknya AJP akan lebih diuntungkan ketimbang HBL, hal tersebut dikarenakan posisi AJP sebagai ‘Pria Gaul‘ yang sedikit beraroma Millenial khas Jakarta, nampaknya akan menjadi ‘point plus‘, serta ditambah dengan manuver AJP yang terus menyasar kelompok Millenial hingga ke pelosok,
Memang semua Kaum Millenial tidak akan terambil oleh AJP, pasti ada sedikit yang akan diambil oleh Hillary Lasut, namun, untuk suara Millenial AJP diyakini akan memperoleh suara yang sangat signifikan, berkat langkah-langkah dari AJP yqng sangat tepat, dan efektif.
(Hengly)*
