Bima Arya; “Ada Peran Jokowi dalam Menata Kota Bogor”

Nasional595 Dilihat

Jakarta, transparansiindonesia.co.id — Kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto pernah menyebutkan adanya perbedaan mencolok antara Istana dan Kebun Raya Bogor dengan lingkungan di luarnya. Di dalam istana dan Kebun Raya suasana laksana surga dunia, tapi di luarnya seperti dunia lain.

Padahal sebagai wali kota, Bima ingin suasana di luar sama indahnya dengan Istana dan Kebun Raya Bogor. Jokowi yang saat dialog berlangsung baru beberapa hari menempati Istana pun menawarkan bantuan. “Saya ingin dibantu (melebarkan) pedestrian,” kata Bima kepada Jokowi.

Lelaki kelahiran Paledang-Bogor, 17 Desember 1972 itu juga mengusulkan pembangunan fly-over di Jalan Martadinata untuk mengurai kemacetan. Dua permintaan Bima itu pun dikabulkan Jokowi. Pada 2018 dilaksanakan pembangunan fly over. Pemerintah pusat juga memberikan dana alokasi khusus sebesar Rp 35 miliar untuk penataan jalur pedestrian di sekeliling Kebun Raya.

Baca juga:  Pahami!! Begini Kata Mendes Untuk Alokasi Anggaran MBG Dari Dandes

“Sekarang pagi, siang sore, masyarakat bisa menikmati olah raga, sepedaan, lari di pedestrian ini,” kata Bima bangga.

Master Studi Pembangunan dari Monash University Melbourne Australia itu menyebut ibu kota negara resminya memang di Jakarta, tapi de facto-nya adalah Bogor karena dalam lima tahun terakhir ini Presiden Jokowi lebih sering menerima tamu negara dan beraktivitas lainnya di Istana Bogor.

 

Dalam masa bakti lima tahun keduanya, Bima tengah ancang-ancang menyiapkan sejumlah infrastruktur lain agar Bogor benar-benar bisa menjadi etalase Indonesia yang disegani dunia. Selain menata angkutan kota, dengan sokongan Pusat di Bogor akan dibangun sarana transportasi massal seperti LRT dan jalur trem. Ia juga sudah memiliki desain penataan kawasan Surya Kencana sebagai China Town.

Baca juga:  Disinyalir Tak Transparan Kelola Aset Yang Disita, Pebryan; Pak Presiden Segera Copot Jaksa Agung

“Kawasan ini menjadi simbol toleransi dan pluralisme di Bogor yang sudah berlangsung lama, sekaligus bisa dimanfaatkan sebagai tujuan wisata,” papar doktor ilmu politik dari Australian National University itu.

(red)*

Yuk! baca berita menarik lainnya dari TRANSPARANSI INDONESIA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP