Turangan Minta Pemprov Sulut Sediakan Dana Melalui APBD Untuk Stabilkan Harga Nilam

SULUT3344 Dilihat

SULUT, TI – Para petani Nilam saat ini dibuat pusing oleh karena harga jual minyak nilam yang merosot dan tak berpihak pada petani Nilam.

Harga saat ini (7/4/2025), harga jual minyak nilam berkisar di angka 1 juta rupiah hingga 1,1 juta rupiah per kilogram.

Harga tersebut, menurut para petani masih jauh dari harapan, karena biaya yang dikeluarkan untuk menanam hingga panen Nilam cukup besar.

Salah satu petani Nilam yang saat ini eksis dengan tanaman yang diminati oleh masyarakat Sulawesi Utara tersebut yakni Tommy Turangan SH mengatakan bahwa biaya yang dikeluarkannya untuk menanam Nilam cukup besar.

“Biaya tanam, perawatan hingga memanen Nilam cukup besar. beli bibit, pupuk, herbisida hingga tenaga kerja menghabiskan anggaran yang tak sedikit, dan kini harganya jauh dari harapan kami sebagai petani Nilam,” jelas Turangan.

Baca juga:  Untuk Sulut Maju, Golkar Sulut Dukung Penuh Program YSK-VICTORY

Sosok yang juga sebagai aktivis dari LSM-AMTI tersebut mengatakan bahwa pemerintah harus lebih proaktif memerhatikan para masyarakat termasuk petani Nilam.

Karena, menurut Turangan dengan adanya tanaman Nilam saat ini yang harga jual minyak nilam sempat menembus angka 2,1 juta rupiah per kilogram menjadi salah satu faktor meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Selaku petani Nilam, Turangan mengharapkan agar pemerintah provinsi Sulawesi Utara dapat menyediakan anggaran melalui APBD untuk dapat digunakan dalam menstabilkan harga jual minyak nilam.

Hal tersebut dikatakan Tommy Turangan SH bahwa ada indikasi harga jual minyak nilam saat ini dipermainkan oleh oknum-oknum para tengkulak yang ingin meraup keuntungan lebih tanpa memperhatikan kesejahteraan para petani.

“Pemerintah agar kiranya dapat menyediakan anggaran melalui APBD untuk membeli minyak nilam di kalangan petani, dimana jika harga anjlok maka pemerintah dapat menstabilkan harga minyak nilam menggunakan anggaran dari APBD tersebut, agar para petani Nilam tidak merana oleh karena permainan harga dari tengkulak,” kata Tommy Turangan.

Baca juga:  Sejumlah Proyek Diduga Bermasalah, LSM-AMTI Minta APH Periksa Kadis PU-TR Rohil

Pernyataan Turangan tersebut bukan tanpa alasan, dikarenakan melalui tanaman Nilam telah membawa banyak dampak positif bagi Sulawesi Utara salah satunya melalui terserapnya tenaga kerja dengan jumlah yang banyak sehingga mampu mengurangi angka pengganguran.

Bahkan, banyak anak-anak muda yang kemudian sibuk mengurus tanaman Nilam dan tidak lagi terpengaruh dengan hal-hal negatif yang dapat merusak diri mereka tapi mampu berpikir kedepannya untuk mensejahterakan keluarga. (T2)*

Yuk! baca berita menarik lainnya dari TRANSPARANSI INDONESIA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *