Minsel, transparansiindonesia.co.id – PMK 81/2025 membuat beberapa desa terancam tak akan menerima dana desa di tahap 2, salah satunya adalah desa Mopolo Esa, Kecamatan Ranoyapo, Kabupaten Minahasa Selatan.
Namun, walaupun realisasi anggaran dana desa tahap 2 belum dicairkan, pemerintah desa Mopolo Esa tetap melaksanakan Posyandu, didalamnya ada Posyandu Lansia dan Posyandu Remaja, serta Posyandu Balita dan Bumil.
Seperti beberapa bulan sebelumnya, Posyandu desa Mopolo Esa di bulan Desember 2025 tetap melaksanakan pemberian makanan tambahan kepada peserta Posyandu.
Dimama diketahui anggaran posyandu baik itu belanja bahan pangan untuk makanan tambahan maupun honor para kader telah dialokasikan dalam APBDes.
Pemberian makanan tambahan dilaksanakan dalam upaya pemerintah desa menekan angka stunting sehingga bagi balita yang stunting maupun rawan stunting diberikan prioritas makanan tambahan.
Adapun makanan tambahan yang diberikan berupa susu, telur rebus, buah, beras dan makanan bergizi lainnya.
Kegiatan posyandu desa Mopolo Esa di bulan Desember terlihat cukup ramai, hal tersebut dimana terlihat antusias peserta posyandu yang hadir ditempat kegiatan, baik itu para lansia, balita dan bumil serta remaja.
HukumTua desa Mopolo Esa, Nefo Rumagit mengatakan bahwa walaupun anggaran dana desa tahap 2 belum terealisasi atau belum cair, namun pihaknya tetap melaksanakan Posyandu karena sebagian anggaran posyandu termasuk honor para kader tertata dalam tahap 2 dana desa.
“Pencegahan dan penurunan angka stunting merupakan program prioritas pemerintah, dan kita tetap melaksanakan Posyandu dan memberikan makanan tambahan dalam kegiatan tersebut,” ujarnya.
Kegiatan posyandu desa Mopolo Esa, juga melayani pemeriksaan kesehatan yang dilayani oleh tenaga-tenaga kesehatan dari Puskesmas Poopo dibawah kepemimpinan kepala puskesmas dr. Fanda Wuisan. (Hen)*
