Sulut, transparansiindonesia.co.id — Cuaca Ekstrem melanda wilayah Sulawesi Utara sejak Jumat (15/01) hingga hari ini, dimana hujan lebat disertai angin kencang, membuat beberapa wilayah di Sulawesi Utara diterjang banjir dan tanah longsor serta pohon tumbang.
Tak terkecuali di Ibukota Provinsi Sulawesi Utara yakni Kota Manado, karena intensitas hujan yang sangat tinggi dan disertai angin kencang mengakibatkan beberapa tempat dilanda banjir, tanah longsor dan pohon tumbang.
Akibat cuaca ekstrem, yang mengakibatkan longsor dibeberapa tempat, selain mengakibatkan kerugian materil, tanah longsor dibeberapa tempat di kota Manado juga mengakibatkan korban nyawa, dimana dari informasi yang diperoleh ada enam (6) warga Kota Manado yang jadi korban meninggal dunia tertimbun tanah longsor.
Adapun korban tertimbun tanah longsor, terjadi di tiga tempat berbeda, yakni di Kelurahan Perkamil dimana tiga warga yang merupakan satu keluarga, yaitu Fanni Poluan (Lk), Arni Laurens (Pr) dan Chelsea (Pr), ketiganya adalah satu keluarga yang menjadi korban tertimbun longsor di rumah mereka.
Selain ada juga korban lainnya yakni seorang petugas polisi yakni Aiptu Kifny Kawulur yang merupakan personil Polsek Tikala, yang tertimbun longsor di Aspol Paal IV, serta dua korban lainnya adalah seorang guru yakni Meiny Pondaag dan seorang kepala jaga (Pala) yang ada di Kelurahan Malalayang yang menjadi korban tertimbun longsor di Kelurahan Malalayang.
Hingga berita ini diturunkan, sudah ada enam korban yang meninggal dunia akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sulawesi Utara khususnya di Kota Manado.
Kepada warga masyarakat, dihimbau untuk tetap dan selalu waspada serta terus meningkatkan siaga tanggap bencana, apalagi cuaca saat ini masih menunjukkan curah hujan yang tinggi disertai angin kencang, dimana sebagaimana informasi dari BMKG bahwa cuaca seperti ini kemungkinan akan berlangsung pada Kamis (21/01).
(red)*
