Disaat Angka Penderita Covid-19 Meningkat,Pemkab Rohul Malah Gelar Acara JRR yang Melibatkan Orang Banyak.
Rokan Hulu,Riau.TransparansiIndonesia.Co.Id.Bupati Rokan Hulu Sukiman nampak bahagia kala melepas peserta Jelajah Rimba Rohul pada Minggu (30/8/2020).
Acara yang Minggu hi syahwat pecinta kegiatan ekstrim itu dilepas dengan melibatkan sekitar 800 an rider terabas itu penuh dengan keceriaan.
Bahkan, Sukiman didampingi Sekda Rohul Abdul Haris dan Ketua DPRD Novliwanda Ade Putra itu sempat mengiringi peserta berkonvoy membelah Kota Pasir Pangaraian sebelum akhirnya masuk ke dalam hutan.
Menariknya, kegiatan yang menyerap anggaran hingga ratusan juta itu dilaksanakan ditengah melonjaknya angka penderita covid-19 di Rokan Hulu.
Sedikitnya, per Minggu (30/8/2020) lalu, angka positif Covid-19 di Rohul meledak mencapai angka 31 orang.
Hingga berita ini dirilis pada Senin (31/8/2020), angka tersebut terus bertambah menjadi 39 orang.
Disampaikan oleh Kadinkes Rokan Hulu Bambang, dia pun membenarkan adanya lonjakan angka positif covid tersebut.
“Iya betul. Per hari ini ada masuk tambahan positif covid sebanyak 8 orang.
Totalnya sekarang ada 39 orang,” kata Bambang.
Dia melanjutkan, dari angka tersebut, satu diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
Kasus penderita covid yang meninggal dunia itu terjadi pada 28 Agustus lalu, persis dua hari sebelum pelaksanaan JRR.
Ketika ditanyakan kenapa tidak diumumkan secara meluas ke masyarakat, Bambang berkilah, bahwa dirinya tak punya kewajiban untuk melakukan hal tersebut.
“Gak ada kewajiban kita umumkan lagi ke masyarakat. Kalau mau tau, ya lihat di pengumumannya sajalah,” jawab Kadinkes ogah-ogahan.
Bambang juga menolak jika kasus kematian akibat virus tersebut tak disebarluaskan karena adanya perhelatan tahunan tersebut.
“Gak ada itu hubungannya dengan JRR. Kita gak umumkan karena memang gak ada kewajiban kita lagi disitu,” tambahnya.
Uniknya, Bambang juga mengakui jika Dinas Kesehatan Rokan Hulu mengeluarkan rekomendasi terkait pelaksanaan JRR sebagai pengantar ke pihak Kepolisian untuk mendapatkan izin keramaian.
“Kalau rekom ada kita keluarkan.Juga himbauan agar dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan selama acara,” sebutnya.
“Tapi, kalau sepanjang kegiatan ternyata gak patuh, ya itu bukan urusan saya lah. Urusan polisi itu,” tutupnya.
Sejumlah masyarakat pun menanggapi kegiatan JRR sebagai sebuah tindakan tidak bijaksana yang dilakukan oleh Pemkab Rohul ditengah pandemi.
Jupri misalnya, warga Batang Samo ini mengaku tak setuju dengan pelaksanaan kegiatan tersebut di masa sulit seperti sekarang.
“Mustinya, Pemda Rohul harusnya komit dengan kampanye protokol kesehatan yang selalu disampaikan.
Misalnya, tidak membuat keramaian dan sebagainya. Ini malah justru Pemda yang buat kegiatan keramaian,” urainya.
Jupri juga mengaku tak tahu jika ada korban meninggal akibat covid di Rokan Hulu sebelum kegiatan JRR berlangsung.
“Apalagi kalau ada korban covid yang sampai meninggal.
Mustinya hal itu jadi pertimbangan jugalah,” tandasnya.
(Dndi)