Kampar Kiri, Transparansiindonesia.co.id Cafe berkedok warung kopi di desa lipat kain Selatan,(Napan) kecamatan Kampar Kiri tepatnya pinggir jalan lintas pekanbaru Taluk kuantan diduga sediakan kamar tempat esek esek.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang tokoh masyarakat setempat Agus (nama samaran).
Agus membunyikan pemilik Caffe serta nama nama pemilik Caffe yang ada di Lipat kain yang lagi eksis beroperasi tanpa henti yakni pertama kata Agus. Caffe Bu Iyur, kemudian Caffe Pak Sadi, Caffe Bu Uyun, Caffe Pak Jait, Caffe Uda,dan cafe sebelah warung Ica, terang Agus kepada wartawan jumaat (6/11/24).
Hadirnya usaha asusila yang tak berizin ini telah mengundang hiruk pikuk sejumlah kalangan masyarakat padat bahkan disinyalir mengundang keresahan.
Apalagi Kabupaten Kampar semenjak zaman dahulu sampai sekarang dikenal dengan julukan Negeri Serambi Mekkah.nya provinsi Riau, ujarnya.
Untuk itu pemkab Kampar harus konsisten dalam menangani PSK kalau nanti bertambah marak itu tidak sesuai dengan visi. Sementara di Kabupaten Kampar ini memiliki adat istiadat yang kuat.
“Ini harus ditertibkan oleh Polisi Pamong Praja dan kapolsek setempat tempat esek esek di Lipat Kain ,” tegas Agus.
Menurutnya warung kopi yang dijadikan tempat penyalur hasrat pria hidung berkedok warung kopi sudah lama beroperasi namun hingga kini dipicu belum ada terlihat tanda bakal di tutup oleh aparat kepolisan Kampar.
“Dengan harga 150 ribu dan 200 ribu. Peria hidung belang terus berdatangan di Caffe Caffe,” ucap Agus.
Dengan demikian ia menilai instansi terkait baik Satuan Polisi Pamong Praja kabupaten Kampar hingga aparat Kepolisian setempat sejatinya seolah-olah tutup mata hadirnya penyakit masyarakat ini sehingga tidak menutup kemungkinan usaha haram berkedok warung Kopi kian memjamur di desa lipat kain Selatan (Napan).
Menindaklanjuti informasi tersebut media ini mengkonfirmasi salah satu pemilik usaha tersebut yang bernama Yuyun, dan membenarkan adanya ada usaha warung kopi dan menyediakan tempat urut.
Yuyun mengakui praktik tempat esek esek dibuka untuk umum. Ia menjelaskan usaha tersebut di sebut Yuyun bukan milik dia saja yang buka bahkan ada sepuluh tempat.
“Benar kami membuka warung kopi dan menyediakan tempat urut tradisional. Pekerjanya wanita satu orang dan bukan kami saja yang bukak warung di sini yang lain pun banyak,” akuinya.
“Itu kayak di penarama di sabana sampai kesini aku rasa kalau di apa semua ada sepuluh,”tutup Yuyun. (Tim)