Jakarta/transparansiindonesia.com – Hari Minggu kemarin pesawat Wings dari Solo ke Surabaya harusnya terbang jam 10.30, tapi delay hampir 3 jam. Baru nyampai Surabaya jam 14.30 saat Juanda turun hujan. Tentu saja delay dan tidak tersedianya payung dari pesawat ke bis membuat penumpangpun mengeluh kehujanan.
Ternyata di tengah-tengah penumpang tadi itu ada orang istimewa, yaitu putra sulung Presiden RI, Mas Gibran. Anak pak Jokowi yang juga pergi dari Solo ke Surabaya, pergi sendiri, tidak ada pengawal, bahkan saat tiba di Juanda Surabaya tidak pula ada penjemputan istimewa layaknya anak orang no 1 di negeri ini. Malah dari pesawat ke bis yg menuju terminal dia dibiarkan kehujanan. Tak beda dengan kami yangbjuga setengah basah.
Sepertinya tidak ada yg perhatian kalau ada anak presiden disitu. Beberapa penumpang yg ada di dekatnyapun tidak ada yg menggubris. Kebetulan saja mas Gibran berdiri di sebelah saya di dalam bis, sehingga saya yg mengenalinya bisa foto dia. Saya tanya “Kenapa Sendirian Mas”, dia Jawab “iya biasa sendiri pak”.
Salut saja saya dengan anak presiden kita ini, sebenarnya dia bisa saja mendapat perlakuan istimewa. Pengamanan dan penjemputan, bukan malah dibiarkan kehujanan, tidak dijemput dan dibiarkan didelay sampai 3 jam. Tapi itulah keluarga Presiden Jaman now. Tidak mau menggunakan fasilitas dan tidak pula aji mumpung. Mungkin sore ini Mas Gibran datang ke Surabaya lagi ngurus bisnis pribadinya. Yaitu Bisnis Martabak “Makobar” yg ada di jalan Pucang Anom Timur. Inilah Anak Presiden yg jualan Martabak. Itulah Gibran Rangka Bumi bin Joko Widodo. Teman-reman pernah coba beli martabaknya belum? Coba deh lumayan kok. (red/TI)*