Jakarta, transparansiindonesia.co.id – Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Prof Yusril Ihza Mahendra mengaku ragu akan citra yang selama ini dikembangkan, seolah pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, banyak berjasa untuk kepentingan Islam, sebab sepengetahuannya, selama ia mengenal dan bergaul dengan Prabowo dan Sandi, hampir tak ada rekam jejak yang mengindikasikan hal itu.
“Jadi kalau Pak Prabowo dianggap sangat Islam, saya sendiri juga kurang percaya dengan hal itu. Apa iya..?? sebab nggak ada track recordnya,” kata Yusril, yang baru saja ditunjuk sebagai kuasa hukum Paslon Capres dan Cawapres Jokowi-Ma’ruf.
Begitu juga Sandiaga Uno. Dia mempertanyakan kapan Sandi menjadi anggota PII (Pelajar Islam Indonesia) atau HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) atau apa pun. “Atau ketika ulama dikriminalisasi, dia teriak atau dia melawan?” tandasnya.
Ia mencontohkan, ketika beberapa waktu lalu ada masalah dengan warga Luar Batang, Jakarta Utara, yang boleh dibilang sepenuhnya warga muslim, tak ada suara atau langkah pembelaan dari kedua tokoh tersebut.
“Yang jelas, saya turun lebih dulu, setelah itu barulah Sandi masuk. Jadi, nggak bisa juga dianggap (Sandi) sebagai pejuang Islam yang jelas komitmen dan sikapnya dalam memperjuangkan Islam,” papar Yusril.
Apa yang disampaikan Yusril boleh jadi benar. Tapi saat Blak-blakan pada 22 Agustus, Sandiaga mengaku pernah mendapatkan kartu tanda anggota Nahdlatul Ulama. Prabowo Subianto juga mendapatkan kartu NU dari PBNU pada 16 Agustus lalu.
Sementara itu, calon anggota legislatif Partai Amanat Nasional dari daerah pemilihan Sumatera Selatan II, Imam Prihadiyoko, menyebut Sandi saat ini tercatat sebagai anggota Badan Pelaksana Harian Universitas Muhammadiyah Jakarta.
(red)*