Sulut, TI – Gejolak dan polemik yang terjadi di tubuh organisasi GPdI , khususnya yang terjadi baru-baru ini seperti di jemaat Ranoketang Atas dan Ongkaw mendapatkan perhatian serius dari Tommy Turangan SH.
Sosok aktivis yang juga merupakan warga jemaat GPdI menyoroti akan tubuh organisasi terlebih majelis daerah (MD) GPdI Sulut.
Turangan mengatakan bahwa apa yang terjadi di jemaat Ranoketang Atas sungguh benar-benar menunjukkan dan menggambarkan lemahnya disiplin organisasi.
Padahal Menurut Turangan organisasi GPdI terkenal dengan prinsip ‘Sekali Pantekosta Tetap Pantekosta’.
“Apa yang terjadi di beberapa jemaat menunjukkan dan menggambarkan lemahnya disiplin organisasi gereja, dan harus menjadi perhatian untuk dibenahi,” kata Turangan.
Karena, dijelaskan Turangan bila tidak ada introspeksi dan benah diri maka wibawa organisasi akan makin hancur dihadapan jemaat dan khalayak umum.
“Apa yang terjadi di Ranoketang Atas dan jemaat Ongkaw seolah mewakili begitu banyak masalah di GPdI, katanya gereja yang mengandalkan roh kudus mengapa polemik dan sering berujung pada perpecahan Jemaat seakan tiada henti,” ujar Tommy Turangan.
“Harus diakui bahwa MD sering memasang standar ganda dalam mengelola konflik jemaat, banyak kepentingan didalam MD sehingga mereka kesulitan mengatasi masalah yang menimpa beberapa jemaat,” tambah aktivis Tommy Turangan SH.
Dikatakannya pula bahwa sulit untuk menegakkan aturan karena ada kalanya masing-masing oknum MD punya preferensi kepentingan kepentingan diri pribadi masing-masing.
“Masalah yang ada di GPdI Eklesia Langowan juga seakan mempertontonkan kelemahan MD dalam menjembatani persoalan jemaat lokal, maka, sangat penting dan seharusnya MD Sulut harus introspeksi diri,” jelas Tommy Turangan. (T2)*
