Jakarta, TI – Negara Indonesia memiliki ciri khas yang dianut yakni musyawarah untuk mufakat, jadi dalam mengambil suatu keputusan berdasarkan musyawarah sehingga menghasilkan keputusan yang berdasarkan suara terbanyak, dan disepakati bersama.
Politik di Indonesia, menurut Tommy Turangan SH salah satu aktivis yang getol menyuarakan aspirasi rakyat sering terjadi kejutan menjelang detik-detik terakhir penentuan.
Dalam politik Indonesia, ketika para elit politik telah bermusyawarah dan bermufakat serta menghasilkan keputusan, maka sudah menjadi kewajiban bagi anggota ataupun pengurus di tingkat daerah untuk mentaati keputusan tersebut.
“Pemilihan langsung, bukanlah jalan demokrasi yang dipilih oleh para founding fathers,” kata Tommy Turangan SH, yang merupakan Ketum DPP LSM-AMTI.
Dijelaskan Turangan, pemilihan langsung adalah replikasi atas sistem yang dianut oleh negara-negara anglo saxon, dan diera saat ini sudah kebablasan diterapkan.
Terkait politik dalam pemilihan kepala daerah, untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur maupun Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota, sering terjadi kejutan dalam penentuan pasangan calon jelang detik-detik terakhir.
“Gubernur merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah pusat untuk menjalankan tugas-tugas dekonsentrasi, jadi sebagai rakyat kita harus tahu dan memahami hal tersebut,” jelas Turangan.
“Terkadang dan memang sering terjadi, para elit partai ditingkat pusat mengorbankan keinginan konstituen, demi sebuah kepentingan, maka tak heran jika konstituen berpindah haluan karena figur yang muncul tak sesuai dengan harapan dan keinginan konstituen, dan ini harus diperhatikan oleh elit parpol,” tambahnya. (T2)*