Tompasobaru, transparansiindonesia.com – Jalan trans Sulawesi antara Kecamatan Maesaan dan Modoinding sering tertimbun longsor di waktu hujan deras mengguyur wilayah tersebut, seperti yang terjadi pada Rabu malam (24/5), ruas jalan Maesaan-Modoinding tertimbun material longsor sepanjang kurang lebih 15 meter, yang mengakibatkan aktifitas transportasi sempat terputus, banyak kendaraan roda empat yang terjebak tidak bisa melewati jalan tersebut.“Kami tidak tahu kalau jalan ini tertimbun material longsor yang besar, jadi kami akan menunggu saja sampai material ini dapat di bersihkan dari badan jalan.” kata beberapa sopir yang akan melintasi jalan tersebut.
Peristiwa longsor yang sering menimpa wilayah tersebut, selain karena intensitas hujan yang tinggi, juga di sebabkan pembabatan hutan lindung (Reboisasi), untuk di jadikan lahan perkebunan, sehingga pohon-pohon yang seharusnya jadi salah satu faktor untuk mencegah terjadinya longsor, sudah di tebang.
Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan, melalui Kabag Humas dan Protokoler Henri Palit SH, menghimbau kepada masyarakat agar supaya dapat menjaga akan kelestarian hutan, apa terlebih wilayah tersebut pernah di lakukan reboisasi sekitar tahun 1980an.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan, saya menghimbau kepada masyarakat, agar supaya menghentikan pembabatan hutan, yang nantinya hanya akan merugikan kita sendiri dan banyak orang, mulailah menjaga kelestarian hutan dengan menanam pohon di hutan yang sudah mulai gundul. Seperti program pemerintah ‘one man, one tree’, yaitu satu orang, satu pohon, dengan cara ini kita sudah membantu menjaga dan melestarikan serta menciptakan hutan yang baru.” kata Henri Palit SH.
Di samping itu Palit juga memberikan apresiasi kepada instansi terkait, BPJN bersama masyarakat yang sudah berusaha dalam membersihkan material longsor.(Hengly K/TI)
Editor : AJM
