Jokowi Perintahkan Agar 800 Anak-Cucu BUMN Segera di Merger

Nasional139 Dilihat

Jakarta/transparansiindonesia.com – Dalam Rakornas Kadin Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat curhat dari kalangan pengusaha soal BUMN. Jumlah BUMN dan anak usahanya dinilai terlalu banyak di Indonesia. Bahkan saat ini banyak proyek infrastruktur dikuasai oleh BUMN, sehingga swasta tidak kebagian.

Menjawab curhat ini, Jokowi menyatakan, dirinya setuju dengan pemikiran pengusaha terkait banyaknya jumlah BUMN di dalam negeri. Jokowi mengatakan, dalam rapat paripurna kabinet, dia marah kepada menteri soal banyaknya jumlah BUMN dan anak cucunya.

“Silakan tanya menteri yang hadir, kemarin saya marahin enggak? Ya betul BUMN ada 118, tapi anak dan cucunya hampir 800. Tapi yang buat anak cucu cicit bukan saya, kan sudah ada dari dulu. Kenapa ngomongnya baru sekarang Bapak Ibu? Jangan-jangan juga ada yang main politik,” kata Jokowi, dalam Rakornas yang digelar di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (3/10/2017).

Baca juga:  CEP Ikuti Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Yang Diselenggarakan Oleh Lemhanas Dan KPU

Jokowi mengatakan, dirinya sudah memerintahkan kepada menterinya agar 800 anak dan cucu BUMN dimerger, bahkan kalau perlu dijual.

“Saya sudah perintahkan kemarin, yang 800 dimerger atau kalau perlu dijual. Ngapain BUMN ngurusin katering, nyuci baju. Langsung saya tunjuk langsung. Saya terbiasa blakblakan seperti itu. Untuk apa begitu?” tegas Jokowi

Lalu, lanjut Jokowi, dia memerintahkan agar semua masalah dibuka secara blakblakan. Termasuk soal BUMN yang disebut menguasai proyek-proyek infrastruktur, di pusat atau di daerah.

“Semuanya harus jelas, semuanya terbuka kok sekarang blakblakan. Dalam seminggu dua minggu akan saya sediakan waktu untuk hadir untuk kita bicara. Nggak apa-apa bicara blakblakan dengan saya, yang sakit sakit, enggak apa. Tapi untuk kebaikan negara. Kita blakblakan saja, belum semuanya baik dan masih banyak yang harus kita benahi. Karena kalau nanti yang mengerjakan pemerintahan, birokrasi, beda. sentuhannya beda. Tapi kalau masukannya konkret, satu perintah, ini dikerjakan, ini dikerjakan,” papar Jokowi.  (red/TI)

Yuk! baca artikel menarik lainnya dari TRANSPARANSI INDONESIA di GOOGLE NEWS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *