Aksi ‘Kartu Kuning’ Ketua BEM UI, Jokowi Siap Bongkar Motifnya

Nasional216 Dilihat

  Jakarta/transparansiindonesia.com – Aksi memberikan kartu kuning oleh Ketua BEM UI, Zaadit Taqwa, sulit diterima sebagai aksi unjuk rasa biasa terhadap Jokowi. Pasalnya, mahasiswa bisa langsung memberikan kritik kepada Jokowi pada saat acara pertemuan BEM dengan Jokowi yang sudah diagendakan. Kenekatan Zaadit Taqwa menaruh kecurigaan. Apa motif dibalik aksi tersebut?

Diketahui bahwa Zaadit Taqwa adalah simpatisan PKS. Apakah ada hubungannya aksi ini dengan PKS?

Seperti kita sudah ketahui bersama bahwa PKS adalah partai oposisi pemerintah. Hampir dipastikan bahwa PKS akan berseberangan dengan Jokowi. Hampir mustahil juga di Pilpres 2019 PKS akan mendukung Jokowi. Menjelang Pilpres 2019 ini, apakah aksi memberikan kartu kuning bertujuan untuk memperburuk citra Jokowi yang kebetulan dilakukan oleh simpatisan PKS?

Dalam politik, siapapun bisa dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Kita bisa melihat bagaimana agama, ustadz, al-Qur’an, ormas pun dimanfaatkan untuk kepentingan politik pada Pilkada DKI 2017. Maka tidak menutup kemungkinan bahwa mahasiswa pun bisa dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Apalagi kekuatan mahasiswa tidak bisa diremehkan. Pada 1998, kekuatan mahasiswa mampu melengserkan Presiden Suharto.

Jokowi nampaknya peka dan menangkap motif dibalik aksi Zaadit Taqwa. Jokowi seperti menangkap ada pengaruh politik dari partai yang ia dukung sehingga kemudian melakukan aksi yang tidak terpuji tersebut.

Akhirnya, Jokowi unya ide cemerlang untuk membongkar motif dibalik aksi memberikan kartu kuning tersebut.

Presiden Joko Widodo menanggapi aksi ‘kartu kuning’ yang dilakukan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) saat Dies Natalies UI ke-68.

Baca juga:  LSM AMTI Sentil Dana BOS Hampir 3 Miliar Tak Jelas Pengadaanya Oleh Eks Kepsek Zahar, Bakal Melaporkan Ke Kejati Riau

Aksi yang dilakukan Ketua BEM UI Zaadit Taqwa diklaim sebagai bentuk peringatan kepada Jokowi agar menyelesaikan sejumlah persoalan bangsa, seperti gizi buruk di Asmat, papua

Menanggapi aksi itu, Jokowi mengatakan, dia akan mengirimkan pengurus BEM UI untuk ikut melihat kondisi warga di Asmat.

“Mungkin nanti, mungkin nanti saya akan kirim semua ketua dan anggota di BEM untuk ke Asmat, dari UI,” kata Jokowi

Menurut Jokowi pengiriman mahasiswa ke Asmat itu, perlu dilakukan agar mahasiswa mengetahui beratnya mengatasi masalah gizi buruk di Papua.

Sebelum benar-benar mengirim seara resmi Zaadit Taqwa ke Papua, Jokowi melempar kail terlebih dahulu. Biarkan Zaadit Taqwa membaca berita ini dan reaksi apa yang akan dikeluarkan olehnya. Jika memang Zaadit Taqwa benar-benar ingin membela suku Asmat sat memberikan kartu kuning ke Jokowi, maka dia akan menanggapi rencana Jokowi dengan senang hati.

Jika ternyata Zaadit Taqwa tidak memberikan respon apa-apa, maka saya pikir Jokowi benar-benar menjalankan rencananya untuk mengirim secara resmi Zaadit Taqwa dan angota BEM UI yang lain ke Papua untuk melihat secara live apa yang terjadi di Papua.

Jika ternyata Zaadit Taqwa menolak dikirim ke Papua, maka sudah bisa dipastikan aksinya memberikan kartu kuning ke Jokowi hanya untuk mempermalukan dan menjatuhkan citra Jokowi di depan publik. Sudah bisa dipastikan juga dia telah mencorang nama besar UI karena memanfaatkan suku Asmat untuk menjatuhkan citra Jokowi demi PKS. Semua itu dilakukan demi membantu partai yang ia dukung (PKS) agar bisa menang di Pilpres 2019.

Baca juga:  Tegas Dan Berpengalaman, BJM Layak Menjadi Dewas KPK

Jika yang terjadi seperti ini, maka Jokowi yang menjadi pemenangnya. Publik akan semakin benci dengan Zaadit Taqwa serta PKS. Hal ini bisa membuat elektabilitas PKS makin jeblok. Meskipun mencorang nama besar UI, pada akhirnya tetap dia dan PKS yang akan mendapat penilaian buruk dari publik.

Namun jika ternyata Zaadit Taqwa mau dikirim kesana, maka kita wajib memberikan apresiasi kepadanya karena dia benar-benar sedang memperjuangkan suku Asmat. Hanya mungkin cara membelanya yang kurang tepat. Tapi saya yakin jika Zaadit Taqwa benar-benar dikirim ke Papua, dia akan benar-benar menyadari kekeliruannya telah memberikan kartu kuning ke Jokowi. Dia akan sadar betapa rumitnya persoalan yang ada di suku Asmat.

Kartu As sekarang dipegang Jokowi. Jokowi bisa mendapat banyak manfaat jika benar-benar mengirim Zaadit Taqwa ke Papua. Jika Zaadit Taqwa menolak,maka dipastikan dia bukan membela rakyat, tapi membela partai yang ia dukung (PKS). Publik akan semakin membenci dia dan PKS. Jika Zaadit mau dikirim ke Papua, pada akhirnya dia akan menyadari kekeliruannya memberikan kartu kuning ke Jokowi setelah melihat realita yang ada di Papua secara langsung. Mantap! Jokowi memang cerdas…   (red/TI)*

Yuk! baca berita menarik lainnya dari TRANSPARANSI INDONESIA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *