Minsel/transparansiindonesia.com – Cuaca ekstrim yang melanda wilayah Minahasa Selatan, dimana intensitas hujan sangat tinggi sesertai dengan petir dan angin kencang, mendapat perhatian khusus dari Ketua Palang Merah Indonesia Minahasa Selatan (PMI-Minsel), dr.Michaela Elsiana Paruntu MARS (MEP).
Micha Paruntu begitu sapaan akrabnya, mengatakan bahwa saat ini wilayah Minsel, sedang dilanda cuaca ekstrim, untuk itu ia menginstruksikan agar kepada PMI Minsel dan Tim Sibat yang baru saja terbentuk disetiap desa untuk selalu tanggap dan siaga, menghadapi bencana yang mungkin saja terjadi, yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim semisal tanah longsor, banjir, dan bencana lainnya.
“Kepada PMI Minsel maupun pengurus yang ada dikecamatan dan Tim Sibat yang baru terbentuk untuk selalu tanggap, waspada dan sigap menghadapi bencana, yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrim ini.” kata Micha Paruntu kepada jurnalist transparansiindonesia.com via pesan singkat whats app.
Ia pun mengatakan saat ini PMI Minsel sudah mendapat laporan tentang terjadinya bencana dibeberapa titik lokasi yang ada di Minsel, seperti terjadinya longsor di Suluun Tareran, banjir yang melanda Sinonsayang dan Amurang, serta adanya pohon yang tumbang di wilayah Kumelembuai. Dan saat ini bencana yang terjadi tersebut sudah dan semesntara dalam penanggulangan Tim, baik itu dari PMI, Tim Sibat maupun para relawan.
“Dan nantinya kami dari pengurus PMI dan Tim Sibat Kabupaten akan turun ke lokasi-lokasi tersebut, untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak bencana.” kata Micha Paruntu yang juga merupakan nominator terkuat dalam bursa pemilihan KPRS Sinode GMIM.
dr.Micha pun memberikan apresiasi kepada mereka yang sudah turut serta dan berperan aktif dalam membantu, dalam penanganan bencana yang terjadi di beberapa lokasi tersebut, sehingga bisa meringankan beban mereka yang terkena dampak bencana.
“Peran serta dari masyarakat pun sangat membantu kami, dalam menanggulangi setiap bencana yang terjadi, dan mohon diinformasikan kepada kami atau Tim Sibat yang ada didesa atau kecamatan, jika terjadi bencana.” tutup Micha Paruntu. (Hengly/TI)*