Indonesia Menang Lawan Uni Eropa, CEP; Bukti Kita Mampu Tegakan Perdagangan Berbasis Aturan

Nasional, SULUT106 Dilihat

JAKARTA, TI – Sengketa perdagangan antara Indonesia melawan Uni Eropa (UE) dalam sidang di Word Trade Organization (WTO) atau organisasi perdagangan internasional berhasil dimenangkan oleh Indonesia.

Kemenangan Indonesia melawan Uni Eropa dalam sengketa perdagangan internasional terkait bea imbalan biodiesel berbasis sawit di WTO tersebut disambut baik dan positif oleh Christiany Eugenia Paruntu (CEP).

Anggota DPR-RI dari fraksi partai Golkar yang kini duduk di Komisi VI tersebut mengatakan menyambut baik dan positif atas kemenangan Indonesia di WTO melawan Uni Eropa.

Seperti diketahui, Dalam perkara DS618, Panel WTO resmi menolak tuduhan UE dan menegaskan bahwa kebijakan ekspor Indonesia tidak dapat dikategorikan sebagai subsidi yang melanggar aturan internasional.

“Kemenangan ini bukan hanya soal melindungi industri biodiesel, tetapi juga membuktikan bahwa Indonesia mampu menegakkan perdagangan berbasis aturan. Kita berhasil melawan perlakuan diskriminatif yang selama ini merugikan kepentingan nasional,” tegas Christiany Eugenia Paruntu.

Baca juga:  Jamin Penangguhan 7 Pelaku Pengrusakan, LSM-AMTI Minta Prabowo Copot Menteri HAM

CEP menilai, putusan WTO tersebut sekaligus menjadi tamparan balik terhadap kampanye negatif yang selama ini diarahkan pada sawit Indonesia di Eropa. Menurutnya, sawit adalah komoditas strategis yang telah menyerap jutaan tenaga kerja dan menyumbang devisa besar bagi negara.

“Selama ini sawit kita terus ditekan dengan stigma buruk. Padahal, produk sawit Indonesia adalah tulang punggung perekonomian nasional. Dengan putusan WTO ini, posisi Indonesia semakin kuat di pasar global,” jelas legislator cantik asal Sulawesi Utara tersebut.

Namun demikian, Tetty Paruntu (sapaan akrabnya -red) mengingatkan pemerintah dan pelaku industri agar tidak terlena. Ia menilai, Uni Eropa kemungkinan akan mencari instrumen lain untuk membatasi masuknya produk sawit, misalnya melalui kebijakan deforestasi dan mekanisme penyesuaian karbon.

“Pemerintah harus tetap waspada. Jangan sampai kemenangan ini hanya jadi euforia sesaat. Kita harus menyiapkan strategi lanjutan, memperkuat diplomasi perdagangan, sekaligus meningkatkan standar keberlanjutan agar produk sawit kita tetap diterima di pasar global,” ujar wanita inspiratif yang merupakan mantan Bupati Minsel dua periode ini.

Baca juga:  Harga Nilam Anjlok, Begini Himbauan CEP Kepada Para Petani

Selanjutnya, CEP juga mendorong agar momentum ini dijadikan bahan bakar untuk diversifikasi pasar ekspor.

Menurutnya, ketergantungan berlebih pada pasar Eropa harus dikurangi dengan memperluas penetrasi ke Asia, Afrika, hingga Amerika Latin.

“Kemenangan ini adalah bukti nyata bahwa Indonesia mampu bersaing adil. Ke depan, mari kita jadikan sawit sebagai simbol kedaulatan ekonomi sekaligus instrumen diplomasi yang menguntungkan rakyat,” pungkas perempuan dengan segudang prestasi tersebut. (T2)*

Yuk! baca berita menarik lainnya dari TRANSPARANSI INDONESIA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Banner Memanjang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *