Kampar, TI. Sikap diam Kepala Dinas Perkim Kabupaten Kampar sudah dua kali dimintai konfirmasi terkait renovasi kubah Masjid Markaz Islamik Centre Bangkinang bukanlah hal sepele. Di balik bungkamnya pejabat publik, tersimpan persoalan besar: transparansi anggaran yang bernilai miliaran rupiah.
Bagaimana mungkin proyek renovasi kubah yang baru setahun lalu menelan dana sekitar Rp7 miliar, kini kembali menghabiskan Rp19 miliar, namun tetap bermasalah dengan kebocoran? Pertanyaan ini mestinya dijawab tuntas oleh pejabat teknis, bukan justru dihindari.
Bungkamnya Kadis Perkim Kampar menambah daftar panjang kekecewaan Masyarakat.
Masyarakat berhak tahu: apakah proyek tahun 2025 ini merupakan perencanaan lama atau baru?
Apakah aset renovasi 2024 sudah diserahterimakan dan dihapus sebelum proyek baru digulirkan? Atau justru ada celah permainan anggaran di balik proyek “tambal sulam” ini?
Seorang pejabat publik wajib menjawab, bukan bersembunyi di balik diam.
Bungkamnya Kadis Perkim hanya memperkuat kecurigaan bahwa ada yang tidak beres dalam pengelolaan anggaran daerah.
Jika aparat pengawas dan penegak hukum tidak segera turun tangan, proyek kubah Masjid Markaz Islamik Centre bisa menjadi contoh nyata bagaimana uang rakyat habis sia-sia, sementara tanggung jawab pemerintah menguap begitu saja.
Diam bukanlah jawaban. Bungkam hanyalah menambah luka kepercayaan rakyat. (HT)
