Minsel, transparansiindonesia.com – Warga Kecamatan Tumpaan kembali resah, pasalnya selang beberapa bulan terakhir ini Warga di pusingkan dengan hilangnya hewan peliharaan mereka, yakni Hewan Anjing, tak bisa dipungkiri hilangnya hewan-hewan peliharaan warga tersebut dikarenakan aksi Doger yang dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab dengan menggunakan ‘Potas’.
Beberapa bulan lalu sebuah Minibus ditemukan hancur, setelah diselidiki Kendaraan tersebut ternyata digunakan oleh para pelaku doger untuk mencuri hewan anjing dengan menggunakan potas, dan didalam mobil tersebut ditemukan beberapa ekor Hewan Anjing yang telah menjadi korban Potas.
Salah satu tokoh masyarakat dan juga aktivis sosial, Tonny Kaeng menyatakan sangat menyesalkan kejadian ini, dimana dirinya pun ikut menjadi korban karena salah satu hewan peliharaannya tersebut turut menjadi korban para ‘penjagal’ hewan, yang ujung-ujungnya di konsumsi masyarakat tersebut.
Iromisnya.. Kejadian ‘potas anjing’ tersebut terjadi didekat kompleks Asrama Polsek Tumpaan, dirinya pun mengatakan bahwa dengan kejadian tersebut,, harus menjadi tanda awas bagi masyarakat, pemerintah bahkan aparat kepolisian untuk selalu waspada dengan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang yang tak bertanggung-jawab, yang memanfaatkan kesempatan didalam kelengahan masyarakat.
“Saya selalu berkoar di media, baik media cetak, elektronik maupun media sosial lainnya, mengenai pentingnya meminimalisir bahkan menghapus jaringan para doger anjing tersebut, dan salah satunya yakni mengenai pentingnya sistim keamanan lingkungan (Siskamling), yang wajib diaktifkan di seluruh Kelurahan dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan, apalagi disuport dengan penganggaran dana desa dan swadaya masyarakat,” kata Tonny Kaeng.
Ia pun berharap semua institusi terkait dapat berperan aktif dalam meminimalisir tindak kejahatan ini, dan setiap pelaku pencurian anjing dengan dengan menggunakan potas dapat dihukum sesuai hukum yang berlaku.
Salah satu warga Tumpaan yang namamnya enggan dipublikasikan mengatakan bahwa dirinya yakin para jaringan pelaku doger dalam menjanjalankan aksinya terlebih dahulu sudah memasang ‘Spionase’ atau mata-mata dikampung untuk melihat titik-titik, yang menjadi target operasi mereka.
“Semoga saja Program Siskamling bukan hanya sekedar program khayalan semata, tapi mampu di wujud-nyatakan didalam lapangan, bukan hanya sekedar pepesan kosong,” tambah Tonny Kaeng.
(Hengly,ajm/TI)*