Temu Bisnis Delegasi Perdagangan AS, PT. Inti Kreasindo Nusantara Siap Topang IKN

Nasional58 Dilihat

Jakarta, transparansiindonesia.co.id – Potensi dan prospek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN Nusantara), khususnya di bidang energi menjadi hal prioritas dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi terkini.

Yaitu harus berkaitan ramah lingkungan, emisi rendah karbon dengan mempertimbangkan daya guna sumber daya mineral yang berlimpah.

Hal yang sangat positif, ketika agenda Amerika Serikat menampilkan pilar IPEF melalui Misi Perdagangan Clean EDGE.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM dalam sambutannya mengatakan bahwa sejalan dengan ini, dukungan finansial dalam rangka program transisi energi, konversi berbagai moda transportasi digital, energi ramah lingkungan, biodiesel, dan lain-lain.

Lanjutnya lagi dikatakan bahwa Indonesia membuka diri bahkan mengundang investor dari manca negara termasuk AS untuk membangun dan bergabung dalam kemitraan investasi dalam berbagai bidang mineral, minyak dan gas.

Sementara Bambang Susantono, Kepala Otorita IKN Nusantara menekankan ekosistim 3 kota yaitu, IKN Nusantara, Balikpapan dan Samarinda, khususnya IKN, terdiri dari 4 tahapan pembangunan sampai tahun 2045, 100 tahun Proklamasi Kemerdekaan RI.

“Konsep pembangunan IKN Nusantara, Forest City, Sponge City, dan Smart City, dengan pola pembiayaan: Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), Blended Finance dan APBN,” ungkap Bambang Susantono.

Departement Perdagangan Amerika Serikat memimpin delegasi perwakilan bisnis AS yang akan menjajaki peluang dan kolaborasi baru di pasar Indonesia, sebagai bagian dari Misi Pengembangan Bisnis Clean EDGE Asia.

Diketahui, Ini merupakan kunjungan pertama misi perdagangan pemerintah AS ke kawasan Asia, setelah penandatanganan bersejarah Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity, atau IPEF) oleh Presiden Joe Biden, Presiden Jokowi, dan pemimpin lainnya di kawasan. IPEF terdiri dari Amerika Serikat, Indonesia, dan 12 negara mitra lainnya.

Misi ini bertujuan untuk mendukung dan mempercepat transisi energi bersih di Asia dengan menggunakan keahlian dan sumber daya sektor publik dan swasta AS. Misi ini akan menghimpun perusahaan-perusahaan ternama AS bidang energi terbarukan yang bergerak dalam pengembangan energi surya, tenaga angin, biomassa, dan bentuk-bentuk energi terbarukan lainnya serta mempertemukan mereka dengan mitra-mitra Indonesia dari sektor energi dan para pengambil keputusan di pemerintahan.

Baca juga:  Lakukan Kunker ke Jawa Timur, Jokowi Akan Serahkan Berbagai Bantuan Kepada Masyarakat

Wakil Asisten Menteri untuk Asia Pamela Phan memimpin misi untuk Departemen Perdagangan AS didampingi oleh Direktur Badan Pembangunan dan Perdagangan AS (U.S. Trade and Development Agency) Enoh T. Ebong serta perwakilan Export-Import Bank of the United States.

Misi ini memiliki tujuan untuk mendukung dan mempercepat transisi energi bersih di Asia dengan menggunakan keahlian dan sumber daya sektor publik dan swasta AS.

Hal itu dilakukan dengan menghimpun perusahaan-perusahaan ternama AS di bidang energi terbarukan yang bergerak dalam pengembangan energi surya, tenaga angin, biomassa, dan bentuk-bentuk energi terbarukan lainnya.

Delegasi AS termasuk 12 perusahaan industri terkemuka sub-sektor energi terbarukan dan bahan bakar, penyimpanan energi, hidrogen, jaringan kelistrikan berteknologi canggih atau smart grid, nuklir, dan gas alam cair (LNG) seperti: Bechtel (Texas), Bloom Energy (California), Cheniere Energy (Texas), Ecoplexus (California), FuelCell Energy (California), Itron (Washington), Marquis Energy Global (Illinois), NuScale Power (Oregon), Sempra Energy (California), U.S. Grains Council (Washington, D.C.), UPC Renewables (Florida), dan Westinghouse Electric Company (Pennsylvania). Secara kolektif, perusahaan-perusahaan ini berpotensi meningkatkan investasi asing dalam sektor ketenagalistrikan Indonesia secara tajam.

Misi Clean EDGE Asia memberikan peluang tepat waktu untuk menyingsingkan lengan baju kita dan mendiskusikan kemitraan perdagangan yang makin berkembang antara AS dan Indonesia di bawah Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF).

Untuk memperdalam peran serta ekonomi AS di kawasan, pilar ‘Ekonomi Bersih’ IPEF pertama kali mengupayakan komitmen berstandar tinggi di bidang energi bersih, dekarbonisasi, dan infrastruktur, serta mengejar target-target ambisius dalam mengatasi krisis iklim.

Pilar ‘Ekonomi yang Terhubung’ IPEF akan mengembangkan aturan main berstandar tinggi dalam ekonomi digital, serta standar ketenagakerjaan dan lingkungan kerja yang kuat serta ketentuan-ketentuan akuntabilitas korporasi yang mendorong perlombaan menuju puncak bagi para pekerja melalui perdagangan.

Amerika Serikat kini merupakan investor asing terbesar keempat di Indonesia, meningkat menjadi empat posisi terbesar dari tahun sebelumnya. Perusahaan-perusahaan Amerika menawarkan keunggulan dan nilai-nilai perusahaan AS kepada pasar Indonesia.

Baca juga:  Operasi Lilin 2021 ini akan dilaksanakan dengan mengedepankan kegiatan secara humanis, serta penegakan hukum secara tegas dan profesional

Manfaat ekonomi bagi mitra-mitra AS di kawasan akan datang melalui kerangka kerja investasi dan perdagangan, yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip bersama kita akan kesetaraan, pasar bebas, kemakmuran inklusif, ketahanan dan keamanan bersama.

Perdagangan barang dua arah antara Amerika Serikat dan Indonesia tahun lalu meningkat lebih dari 30%, menjadi 36 miliar dolar.

Untuk Indonesia, Amerika Serikat merupakan pasar ekspor terbesar kedua, dan Indonesia mengalami surplus perdagangan tahunan yang besar dengan AS. Impor AS dari Indonesia mencakup sebagian besar produk bernilai tambah, menciptakan dampak ekonomi yang luas dan positif di Indonesia.

Produk-produk ini antara lain tekstil dan alas kaki (26,6%), produk pertanian (20,3%), dan mesin serta peralatan mekanik (14,7%). Amerika Serikat memiliki biaya tarif rata-rata tertimbang rendah—1,52% pada 2020. Separuh barang industri (non-pertanian) masuk ke AS dengan bebas bea.

IPEF merupakan kerangka ekonomi abad ke-21 yang dirancang untuk mengatasi tantangan ekonomi abad ke-21, mulai dari menetapkan aturan untuk ekonomi digital hingga memastikan rantai pasokan yang aman dan tangguh hingga mengelola transisi energi hingga berinvestasi dalam infrastruktur modern yang berkualitas.

IPEF mencerminkan keragaman kawasan Indo-Pasifik secara menyeluruh, dengan dari Asia Timur Laut dan Tenggara, Asia Selatan, Oseania, dan Kepulauan Pasifik.

“Sehubungan dengan kegiatan ini, PT INTI KREASINDO NUSANTARA, menurunkan Team Kerja. Tidak ketinggalan untuk ikut serta dalam pertemuan bisnis ini, sebagai langkah awal untuk memperkuat rencana kemitraan dalam rangka mendukung proyek pembangunan IKN NUSANTARA,” ungkap Team Kerja PT INTI KREASINDO NUSANTARA yang di dalamnya ada Direktur Utama Revli Orelius Mandagie, Direktur Kerja Sama Dalam Negeri Windhu Pradoto, Direktur Operasional Totok Sediyantoro, dan Ahli Nuklir Genny Djarot

“Dengan harapan besar agar makin terbuka peluang kerja sama pemerintah dan badan usaha untuk menjaring kemitraan Investasi Swasta dari manca negara untuk mendukung pembangunan proyek di IKN,” pungkas Mandagie.

(red/TI)*