Sulsel/transparansiindonesia.com – Memperingati Hari Anti Korupsi se-dunia yang jatuh pada 9 Desember, Forum Mahasiswa Toraja (FORMAT) di Makassar, menggelar unjuk rasa. Aksi yang digelar Format di bawah jembatan Fly Over ini mendesak aparat penegak hukum segera mengusut beberapa kasus dugaan tindak pidana korupsi di Toraja.
Dalam aksinya puluhan mahasiswa ini membawa spanduk dan poster bertuliskan tangkap dan adili koruptor. Selain itu mahasiswa juga melakukan orasi secara bergantian.
Berikut pernyataan sikap Format;
1. mendesak KPK untuk menangkap Markus Nari salah satu anggota DPR RI dari Dapil yang disebut ikut terlibat menikmati aliran dana kasus E-KTP
2. Meminta kepada Kejaksaan Tinggi Sulselbar dan Polda Sulsel untuk bersinergi dalam mengusut tuntas kasus dugaan korupsi pembebasan lahan Bandara Buntu Kuni’ serta mendesak BPKP untuk segera mengeluarkan audit terbaru kasus pembebasan lahan Bandara Buntu Kuni’
3. Mendesak Kejaksaan Tinggi Sulselbar untuk mempercepat proses penanganan kasus dugaan tindak pidana korupsi proyek pembangunan PENINGKATAN JALAN LAMUNAN-BATUPAPAN cs Dengan PAGU anggaran Rp 7.798.939.000,di kabupaten Tana Toraja
4. Mendesak Kejaksaan Tinggi Sulselbar untuk mempercepat proses penanganan kasus dugaan korupsi pembangunan dan pengoperasian SIAK Kab. Tana Toraja
5. Mendesak Polda sulsel untuk mempercepat penanganan kasus dugaan korupsi peningkatan rekontruksi jalan Bittuang-Bolokan Kab. Tana Toraja yang di sinyalir merugikan keuangan negara sebesar 1,7 M
6. Meminta penegak hukum untuk segera turun langsung memeriksa pembangunan PLTS kab. Tana Toraja yang menggunakan anggaran sebesar 35,5 M yang di sinyalir banyak merugikan negara
7. Meminta penegak hukum untuk segera turun langsung memeriksa proyek pembangunan penyediaan dan pengelolaan Air baku Malillin kab Tana Toraja yang sudah menelan anggaran sebesar Rp 47.122.000.000 dinilai banyak merugikan Keuangan Negara.
Unjuk rasa ini sendiri dilaporkan diwarnai kericuhan. Petugas dan mahasiswa terlibat saling dorong. Dua mahasiswa diamankan petugas.
“Teman teman di provokasi tanpa alasan yang jelas. Sehingga polisi mau membubarkan aksi. Muncul saling dorong sampai akhirx berakhir ricuh,” kata Ketua FORMAT, Prilki Prakarsa, 9/12/2017.
“Namanya Ferry dan Bonar. Tadi waktu diamankan mereka langsung di bawa ke pos lantas dan tidak bisa ditemui. Hingga kini belum bisa dihubungi,” Ungkap Dody Jhon Koordinator Lapangan (Korlap) menambahkan.
Terpisah Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Dicky Sondani menampik pihaknya mengamankan dua anggota FORMAT “gak ada,” singkat Dicky via WhatsApp saat dikonfirmasi. (red/TI)*