Kampar, Transparansi lndonesia.co.id Skandal besar Ketahanan pangan didesa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar bersumber dari Dana Desa (DD) pada tahun 2022 belakangan terkesan bermasalah.
Pasalnya ternak ayam yang di anggaran kan dari DD tersebut di kelola secara abal abal tentu saja hal ini jelas tidak sesuai Standar Operasional Prosedur
(SOP) Dinas Peternakan sehingga hasil nya zong, hal ini patut di dalami LSM atau wartawan ujar warga setempat ,Jumat (2/8/2024).
Seharusnya program ini setidaknya bisa untuk mewujudkan kecukupan pangan bagi seluruh warga Desa, kemudian pencapaian kemandirian pangan Desa, dan memastikan masyarakat di Desa terlepas dari kerawanan pangan dimana sesuai dengan amanat Kepmen Desa Tahun 2022.
“Kami masyarakat menduga anggaran banyak dipangkas oleh kades dan tidak sesuai SOP Dinas Peternakan sehingga hewani ini tidak membutuhkan hasil positif untuk warga banyak,”ucap warga yang diminta namanya ditutup.
Belum lagi program ketahanan pangan didesa Ranah Sungkai tahun 2022 lalu di alokasikan kades dananya untuk kebun cabe dan kebun terong alhasil kurang memuaskan.
Ditambah warga saat di temui penulis di Bangkinang ia mengatakan, proyek semenisasi Desa yakni jalan alternatif ke pasar dari kantor Desa juga diduga tak sesuai Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
“Kalau begini pimpinan Desa bisa kacau, lebih memprioritaskan keuntungan pribadi ketimbang masyarakat, ya wajarlah proyek Desa diduga tidak sesuai RAB uangnya di sikat dulu,”ujar warga menambahkan.
Selain proyek Desa diduga tidak sesuai RAB, selanjutnya Pemerintah Desa tahun ini 2023 kembali mengeluarkan uang untuk pembelian ternak hewani berupa ayam diracik dua puluh persen dari APBdes Ranah Sungkai.
Dari program ketahanan pangan tersebut disebut warga lain, ia hanya mendapatkan jatah ternak berkisaran enam ekor ayam.
“Masak masyarakat dapat jatah ayam 6 ekor per RW saja, ini tidak logis, semetara anggaran ketahanan pangan banyak,” tanyakan warga.
Warga juga menilai kinerja kepala Desa sekarang ini bukannya mengayomi masyarakat setempat malahan justru membuat masyarakat jauh dari kesuksesan dengan program ketahanan pangan yang ia berikan kepada warga.
Warga setempat yang tidak mau dirilis namanya ini juga lebih jauh membongkar ketidak seriusan pimpinan Desa Ranah Sungkai dalam pembangunan insfratruktur.
Menurutnya pembangunan WC umum di Pasar di duga ada mar’up kan anggaran pengejaran pembangunan insfratruktur tahun 2023 dikerjakan asal jadi, kata warga.
“Bisa pula pondasi hanya di letakkan di atas tanah tanpa di gali,mana mungkin bisa bertahan lama pembangunan WC, seharusnya pakai cakar ayam supaya kekuatan pondasinya lebih kokoh, diduga kades Yusuf mar’up anggaran,”tukasnya.
Disatu sisi ia banyak tahu tentang isu hubungan antara kades dengan ketua BPD saat ini kurang singkron.
Yang kita takut kan nanti nya akan berpengaruh pada pelayanan terhadap masyarakat
Bagai mana tidak??
BLT DD saja contohnya di Desa Ranah Sungkai masih tahap pertama pencairan nya tahun 2024 ini, sementara Desa lain sudah mau pencairan tahap tiga.
Belum lagi SILTAP sampai saat ini jadi pertanyaan serius para warga mengundang misteri, di tahun disebut dia, ada kekosongan 3 perangkat Desa. Yakni Sekdes, Kasi pemerintahan , dan salah satu Kadus,
nah yang jadi pertanyaan!!
Kemanakah di arah kan SILTAP ini oleh kades Yusuf.
Sementara Muhammad Yusuf selaku kepala Desa Ranah Sungkai saat kami konfirmasi pihaknya seakan mengacuhkan pertanyaan warta padahal awak media sudah memperkenalkan diri, namun lain di tanya lain di jawab Yusuf, kata ia.
“Walaikumsalam
Semoga sehat selalu ya bang dan kita semua dalam lindungan Allah.
Aamiin, Maaf bang
Nama panjang abang sapa
Dan dari media mana,,” cakapnya.
Hattan