Mafia BBM Pekanbaru Beroperasi, SPBU DODO 13.282.613 Diduga Terlibat

RIAU239 Dilihat

 

Pekanbaru, TI. Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU) milik Dealer Owned Dealer Operated (DODO) yang bernomor 13.282.613, tepatnya di Jalan Harapan Raya, Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya kota Pekanbaru-Riau, terkesan nakal. Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar Bersubsidi yang di pasok Pertamina, di salurkan ke Mafia BBM dengan cara melansir. Hal tersebut menjadi sorotan.

Ihwalnya awak media melihat antrian panjang puluhan truck-truck tua enam roda di SPBU tersebut, hendak melakukan pengisian BBM jenis Solar Bersubsidi. Antrian yang memadati akses Jalan lintas, mengakibatkan kemacetan. Hal ini menimbulkan kecurigaan. Selanjutnya awak media melakukan penelusuran, Minggu (6/7/2025) pukul 16:54 WIB.

Usai melakukan pengisian BBM Solar Bersubsidi beberapa unit truck tersebut di SPBU, awak media mengikutinya. Setibanya di jembatan Jalan Harapan Raya, batas Kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Bukit Raya, yang berjarak tempuh sekitar 600 meter dari SPBU 13.282.613, truck-truck tersebut masuk ke belakang Ruko deretan kantor Tribun Pekanbaru. Supir-supir truck tersebut berlomba menyedot BBM dari tanki, memindahkan nya ke jerigen berkapasitas 35 liter, dan kembali lagi ke SPBU tersebut.

Baca juga:  Kades Salo Timur Sebut Pekerjaan Turap Peningkatan Jalan Bersumber Bankeu Provinsi Tak Sesuai Harapan, Ini Harus Diperbaiki

Ketika diwawancarai supir tersebut mengatakan, truck mereka hanya menggunakan tanki standar, tidak di modifikasi. Dan mereka memiliki banyak barcode untuk pembelian BBM.

“Kami tidak menggunakan tanki modifikasi, kalau masalah pengisian berulang-ulang itu, kami memiliki beberapa barcode untuk pembelian BBM Solar, lagi juga kami membeli dengan harga upah isi,” ucap salah seorang supir melangsir BBM yang tengah menyalin kan BBM dari tanki ke jerigen.

Dijelaskannya, kami membeli Solar dari SPBU yang ada diwilayah Tenayan Raya ini, dengan harga sudah termasuk upah isi, bervariasi. Mulai dari Rp 7.300 perliter sampai Rp 7.600 perliter. Kalau di SPBU ini Rp 7.400 per liternya.

Lanjut dia, BBM yang kami peroleh ini sudah ada yang punya, bos BBM yang memiliki Gudang di Tenayan Raya, mereka yang memberi modal, baru kami bisa membeli minyak. Dan kamipun menjual kepada bos yang memberi modal dengan harga Rp 8.000 perliter.

“Ada beberapa orang bos BBM di sini, kami, lain-lain bos. Ada Ali Amsar Siregar, Epis dan Asep,” kata supir yang tidak bersedia menyebutkan namanya.

Baca juga:  Menerima Kunjungan Dari Kapolda Riau Dalam Rangka Peninjauan Pos Layanan Terpadu Lancang Kuning 2025

Saat berada di lokasi penyalinan BBM tersebut, awak media di datangi oleh salah seorang yang mengaku oknum wartawan, dan mengarahkan untuk ke Gudang atau SPBU, diduga sebagai pembackup aktivitas penyalahgunaan BBM bersubsidi itu. Hal ini sangat mencederai profesi kewartawanan.

Tak sampai disitu, awak media mendatangi kembali SPBU DODO 13.282.613, untuk mendapatkan keterangan lanjut tentang adanya aktivitas melansir BBM jenis Solar Bersubsidi yang di salurkan nya. Namun pengawas SPBU yang bertugas saat itu tidak bersedia, dan mengarahkan kepada Scurity, dengan dalih dia lagi sibuk.

Lalu awak media menemui Scurity yang tengah melakukan pengisian BBM untuk sepeda motor.

“Saya lagi mengisi BBM, sama pengawas saja,” ucap Scurity.

Dugaan sementara, petugas SPBU Nakal ini telah berkolaborasi dengan mafia BBM dalam penyalahgunaan BBM Bersubsidi, sehingga tidak tepat sasaran. BPH-Migas Pertamina diminta untuk mengevaluasi aktivitas SPBU ini dalam mendistribusikan BBM Bersubsidi jenis Solar, agar benar-benar menyentuh sasaran.(TIM)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari TRANSPARANSI INDONESIA di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *